Surabaya (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Pol. H. Anton Bachrul Alam S.H. tampaknya belum berencana menarik pasukan pascapilpres pada 8 Juli lalu.
"Untuk semua pasukan dari Polda Jatim baru akan dikembalikan setelah semua tahapan selesai," katanya di Mapolda Jatim, Jumat.
Meski hampir seluruh Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) di jajaran Polda Jatim sudah menarik pasukannya pascapilpres, namun pasukan Polda Jatim masih tetap berjaga hingga semua tahapan pilpres tuntas.
"Untuk pasukan dari tiap Kasatwil (baik polres maupun polwil) memang sudah ditarik pasca pencentangan, tapi bukan berarti pengamanan sudah selesai," katanya.
Oleh karena itu, katanya, penarikan pasukan akan dilakukan secara berjenjang, sesuai dengan tahapan yang berjalan.
"Misalnya, tahapan pencentangan, seluruh aparat disiagakan di tiap TPS dan kawasan rawan/obyek vital, namun setelah selesai, maka pasukan di titik itu ditarik, tapi mereka tetap digeser untuk pengamanan tahapan selanjutnya," katanya.
Menurut dia, tahapan selanjutnya mulai dari penghitungan di tingkat Komisi Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS (desa/kelurahan), lalu ke Panitia Pemilihan Kecamatan atau PPK (kecamatan), hingga akhirnya ke Panitia Pemungutan Suara atau PPS (kabupaten/kota).
Dalam Pilpres 2009, Polda Jatim menurunkan 1.454 personel untuk memback-up (mendukung) pengamanan di beberapa kasatwil se-Jatim.
"Sampai sekarang, situasi di Jatim tergolong aman, meskipun sempat terjadi aksi kriminal besar di beberapa titik, tapi semua sudah terselesaikan," kata mantan Wakadiv Humas Mabes Polri itu.
Terkait pelanggaran pilpres, ia mengaku pihaknya hingga kini masih menunggu limpahan laporan dari panitia pengawas pemilu (panwaslu) yang sesuai aturan yang ada masih menunggu hingga H+3 pascapilpres.
"Polda sendiri hanya akan menerima limpahan berkas pelanggaran yang mengandung unsur pidana, sedangkan untuk pelanggaran pilpres yang administrasi ditangani KPU," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009