Jakarta (ANTARA News) - Pembedaan karya sastra, prosa, puisi, cerita pendek berdasarkan asal daerah, menurut sastrawan Radhar Panca Dahana, akan mengerdilkan kesusastraan Indonesia sehingga menyempitkan ruang gerak sastrawan dalam berkarya.

"Kesusastraan Indonesia banyak diinspirasi oleh berbagai cerita rakyat dari berbagai daerah, jadi sangat disayangkan bila kita hanya menyebut asal daerah tersebut, misalnya sastra Jawa, sastra Minang, sastra Sunda, dan lain sebagainya," kata Radhar dalam acara bedah buku di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kearifan lokal yang tertuang dalam cerita rakyat akan semakin memperkaya kearifan bangsa Indonesia yang kemudian terefleksi dalam karya sastra.

Radhar mengatakan, karya sastra yang mempunyai latar belakang atau seting masyarakat Jawa masih sangat terbuka untuk ditulis oleh sastrawan asal Bugis, Bali, Sunda ataupun dari daerah lainnya.

Menurut pengamatan Radhar, kedudukan sastra sebagai satu teks tersendiri dan pemaknaannya terletak di tangan pembaca kerap dilupakan.

Pengarang sebagai subjek kreatif, kata dia, sebenarnya telah "tiada" dan pembacalah yang sepatutnya membina maknanya sendiri sewaktu berhadapan dengan sebuah karya sastra.

Dengan kebebasan yang dimiliki pembaca untuk membina maknanya sendiri berarti karya sastra menjadi lebih kaya makna dan bukan bersifat tunggal seperti karya jurnalistik untuk orang awam, ujar dia menambahkan.

Pada sisi ini, Radhar menegaskan, jika sastra memaksakan dunia rekaannya kepada pihak pembaca atau masyarakat, berarti sastra telah berhenti menjadi seni dan sebaliknya berubah menjadi slogan, propaganda, agama, sains atau teknologi.

Namun, kata dia, setelah reformasi dan dunia informasi memberi kemudahan mengakses dan kebebasan berkomunikasi dengan dunia lain, tumbuh selapisan kecil anak muda yang tekun dan cerdas melahap kekayaan sastra dunia.

"Sekarang ini banyak muncul pengamat, pemikir sastra dan penulis-penulis kreatif yang mulai meninggalkan kebekuan dekade sebelumnya," kata Radhar.

Kajian wilayah dan penguasaan mereka pada genre atau perkembangan mutakhir sastra wilayah tampak sangat menjanjikan, kata dia menambahkan.(*)

Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009