Berlin (ANTARA News/AFP) - Seorang kapten angkatan darat Amerika Serikat (AS) tewas pada Kamis akibat luka dari serangan bom atas iringannya di Afghanistan selatan, kata tentara negara adidaya itu.

Mark A Garner (30 tahun) adalah komandan Kompi B, Batalion I, Resimen Infanteri IV, yang berpangkalan di Hohenfels, Jerman, dan dalam penugasan ketiganya di Afganistan sesudah bertugas dua putaran di Baghdad.

Ia luka sesudah bom rakitan meledak pada Senin di dekat iringan, menghantam kendaraannya dalam gerakan tempur di daerah Afghandab, provinsi Kandahar.

Ledakan itu juga merenggut nyawa bintara angkatan laut Tony Michael Randolph (22 tahun), kata pernyataan tentara.

Dua anggota lain angkatan laut luka akibat serangan tersebut.

Terdapat sekitar 90.000 tentara asing --sebagian besar dari Amerika Serikat-- ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul dukungan Barat mengalahkan perlawanan kian mematikan sisa penguasa Taliban.

Kematian tentara Amerika Serikat meningkat pada beberapa hari belakangan, menggarisbawahi bahaya bagi tentara asing di negara terkoyak perang tersebut.

Satu tentara Amerika Serikat diyakini ditangkap pejuang di wilayah perbatasan Afghanistan timur, kata pejabat tentara Amerika Serikat pada pekan lalu.

"Seorang tentara, yang hilang sejak 30 Juni, sekarang diyakini ditangkap pasukan pejuang," kata pejabat itu di Washington.

Pernyataan pasukan Amerika Serikat-Afganistan, markas besar tentara negara adidaya di negara terkoyak perang tersebut, menyatakan rincian lebih lanjut tidak diberikan untuk melindungi tentara itu.

"Kami berjuang sekuat tenaga untuk memastikan keberadaannya dan memberinya jaminan kepulangannya secara aman," kata pernyataan itu.

Peristiwa itu diperkirakan merupakan kejadian pertama di Afganistan sejak pasukan Amerika Serikat digelar di negara tersebut untuk menggulingkan pemerintah Taliban pada 2001.

Jurubicara tentara Amerika Serikat Kapten Elizabeth Mathias kepada kantor berita Prancis AFP tidak dapat memastikannya, tapi menyatakan itu merupakan yang pertama kali tentara Amerika Serikat ditangkap dalam dua sampai tiga tahun, baik di Irak maupun di Afganistan.

Penasehat penting tentara Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengemukakan kepada komandan tentara bahwa tak berencana mengirim lagi pasukan ke Afganistan sekarang dan pusat perhatian ditujukan pada pembangunan ekonomi dan pembangunan kembali, kata "The Washington Post" pada awal pekan lalu.

Penasehat Keamanan Nasional James Jones menyampaikan pesan itu pada pekan lalu di Afganistan, tempat Brigadir Jenderal Marinir Lawrence Nicholson mengisyaratkan dapat menggunakan "ribuan tentara lagi", kata suratkabar tersebut.

Pesan Jones itu diperkirakan bertujuan membantah dugaan bahwa lebih banyak pasukan akan datang, walaupun pemerintah Obama tidak mengesampingkan penggelaran pasukan tambahan pada masa mendatang, kata suratkabar tersebut.

"Ini tidak akan dapat dilakukan oleh tentara sendiri," kata Jones kepada suratkabar itu dalam kunjungan tersebut, "Kita mengusahakan itu selama enam tahun."

"Bagian dari strategi, yang akan dikerjakan tahun depan, adalah pembangunan ekonomi. Jika itu tidak dilakukan, tidak akan cukup pasukan di dunia untuk mengatasinya," katanya.

Pasukan tambahan berjumlah 17.000 orang, yang dikirim Obama untuk memerangi gerilyawan Talihan di Afganistan selatan dan barat, diperkirakan tiba pada tengah Juli. Sejumlah 4.000 tentara lagi, yang ditugaskan untuk melatih pasukan keamanan Afganistan, menurut rencana, tiba Agustus.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009