"Tadi saya coba-coba hitung, jika hasil hitung cepat konsisten dengan hasil KPU. Ada fakta yang menarik perhatian yakni (SBY) memecahkan rekor presiden yang dipilih secara langsung. Obama hanya dipilih oleh sekitar 69 juta rakyat AS," kata Bara Hasibuan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, jika hitung cepat itu benar, jumlah golput sekitar 20 persen dan jika suara tak sah 10 persen maka jumlah suara sah mencapai 70 persen.
Sementara itu jumlah pemilih yang tercatat di daftar pemilih tetap sekitar 170 juta. Sehingga jumlah suara sah sekitar 119 juta suara. Jika SBY menang dengan persentase 60 persen maka total suara yang memilih SBY sebesar 71 juta, atau di atas Obama yang hanya 69 juta atau sekitar 52 persen dari jumlah pemilih AS.
Kemenangan SBY, katanya, semakin berarti karena jumlah capres di AS hanya dua sementara di Indonesia tiga pasangan. Tidak hanya itu, jumlah pemilih di AS juga lebih besar dibanding dengan di Indonesia, katanya.
Bara mengatakan selain itu posisi SBY sebagai presiden bertahan (incumbent), memang memperoleh keuntungan, namun juga bukan merupakan hal yang mudah untuk menyakinkan rakyat bahwa pemerintah telah berbuat banyak hal untuk rakyat.
"Sehingga juga menjadi ujian, apakah selama menjabat sudah melaksanakan janji," katanya. Sehingga, katanya, SBY jauh lebih sulit dibanding dengan Obama untuk memperoleh suara rakyat karena harus membuktikan pemerintah telah melakukan yang terbaik.
Sejumlah lembaga survei yang melakukan hitung cepat Pemilu Presiden 2009 menyebutkan perolehan pasangan Megawati-Prabowo sekitar 26-27 persen, Yudhoyono-Boediono sekitar 60-61 persen dan Jusuf Kalla-Wiranto sekitar 12 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Bikin banyak oknum \"sutres\", terutama mereka2 yg hobi ngoceh neolib, neolib....!
Alumni Amrik, jiwa tetap Kerea Utara.