Hasil pemeriksaan dengan perangkat tes diagnostik cepat LAMP dapat diperoleh dalam waktu sekitar satu jam.

Jakarta (ANTARA) - Konsorsium COVID-19 sedang mengembangkan perangkat uji diagnostik cepat (RDT) LAMP untuk deteksi COVID-19 yang berbasis molekuler dengan metode Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP), yang sensitivitasnya setara dengan perangkat uji diagnostik PCR (polymerase chain reaction).

"Kami mencoba mengembangkan rapid tes berbasis LAMP turbidimetri dan kolorimetri yang didorong oleh LIPI dengan target Juli 2020," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam konferensi video di rapat gabungan bersama DPR, Jakarta, Selasa.

Konsorsium COVID-19 dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi, dan salah satu anggota konsorsium itu adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menristek Bambang menuturkan hasil pemeriksaan dengan perangkat tes diagnostik cepat LAMP dapat diperoleh dalam waktu sekitar satu jam. Selain itu, reagen yang dibutuhkan untuk uji diagnostik cepat dengan metode LAMP itu berbeda dengan reagen yang dibutuhkan untuk uji PCR, sehingga tidak berebutan reagen untuk uji deteksi COVID-19

"Jadi tidak berebutan dan mudah-mudahan lebih memudahkan untuk melakukan 'rapid test' (tes cepat) berdasarkan reagen yang bukan reagen untuk PCR," tuturnya.

Baca juga: Menristek: 50.000 alat tes COVID-19 non PCR akan diproduksi Juni 2020

Konsorsium COVID-19 juga telah mengembangkan perangkat uji PCR untuk deteksi COVID-19. Saat ini telah diproduksi sebanyak 250 unit di dalam 10 boks. Perangkat ini sedang dalam tahap uji validasi di Kementerian Kesehatan.

Pada Selasa (5/5), diadakan Rapat Gabungan Komisi VI DPR RI, Komisi VlI DPR RI dan Komisi IX DPR RI dengan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN RI, Menteri Perindustrian RI, Menteri BUMN RI, dan Menteri Kesehatan RI serta Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan dengan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Rapat itu membahas percepatan pencegahan dan penanggulangan wabah COVID-19 di Indonesia; koordinasi hilirisasi dan komersialisasi produk-produk hasil program konsorsium riset dan inovasi COVID-19 dalam penanggulangan wabah COVID-19; serta percepatan pengkajian dan pengembangan vaksin dan obat COVID-19 di Indonesia.

Baca juga: Menristek: Ventilator produksi Indonesia, sebagian masih uji ketahanan

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020