Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari LIPI Ikrar Nusabakti menyatakan, jika terpilih sebagai Presiden periode 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono harus mewaspadai potensi konflik internal dalam tubuh koalisi yang digalangnya sehingga dia perlu memperjelas kontrak politiknya dengan mitra-mitra koalisinya.
"Dengan dukungan 23 partai pada Pemilu 2009, kemungkinan SBY menghadapi konflik internal koalisi yang besar," katanya dalam rekaman "talkshow" yang diadakan ANTARA bersama dengan SUN TV di Jakarta, Kamis.
Yudhoyono memiliki tugas berat, berupa membentuk situasi kondusif dalam tubuh koalisi.
"Untuk menuju hal ini, diperlukan kontrak politik yang jelas dan kuat dengan masing-masing partai anggota," ujarnya.
Menurut Ikrar, perjanjian koalisi yang rinci dan kuat dapat membantu memudahkan Yudhoyono dalam mengambil kebijakan untuk kepentingan publik.
Dia juga tidak akan memakan waktu lama saat harus memutuskan kebijakan karena dukungan yang kuat di kabinet dan parlemen.
Berdasarkan hitung cepat, Yudhoyono mengungguli Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla dengan rata-rata 60 persen sehingga dia hampir pasti menjadi pemenang Pilpres. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009