Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Abdul Kharis Almasyhari meminta Tokopedia sebagai penyelenggara sistem elektronik (PSE) memiliki kewajiban memenuhi standar perlindungan data pribadi untuk bertanggung jawab atas kasus kebocoran data 91 juta penggunanya.
"Sebagaimana yang dimuat dalam PP Nomor 71 Tahun 2019 dan Peraturan Menkominfo Nomor 20 Tahun 2016 dalam Bab 5 Kewajiban Pengguna Pasal 28 dijelaskan bahwa melindungi data pribadi beserta dokumen yang memuat data pribadi tersebut dari tindakan penyalahgunaan menjadi tanggung jawab PSE, dalam hal ini Tokopedia," kata Kharis, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kominfo koordinasi dengan BSSN untuk kebocoran data Tokopedia
Baca juga: Kasus data bocor Tokopedia, UU PDP perlu diselesaikan
Baca juga: Tokopedia: keamanan data prioritas kami
Menurut dia, walaupun data yang berkaitan dengan nama, email, nomor telepon, atau sebagiannya saja yang sudah diambil peretas, dalam hal ini Tokopedia tetap harus bertanggungjawab menjaga dan menjamin dengan membuat sistem yang sebaik mungkin.
"Meskipun password dan informasi krusial pengguna dikatakan Tokopedia tetap terjaga, saya tetap menyarankan kepada pengguna Tokopedia untuk tetap mengganti password akunnya secara berkala demi keamanan, dan Tokopedia harus memastikan enskripsi data dan keamanannya untuk dibenahi," tegas Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Anggota DPR RI asal Solo itu juga meminta Menkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk terus secara serius dan menyeluruh melakukan evaluasi, penyelidikan, mitigasi teknis dan meng-"update" perkembangannya kepada masyarakat dengan terbuka dan transparan.
"Menkominfo bersama BSSN bisa membantu Polri agar aktif melakukan penyelidikan dengan berlandaskan UU ITE dan UU Perlindungan Konsumen agar semua pihak yang bertanggung jawab ditegakkan hukum atasnya dan memastikan konsumen Indonesia tetap terlindungi data dan keamanannya," kata Kharis.
Tokopedia baru-baru ini dilanda kasus kebocoran data yang terungkap setelah seorang peretas mengumumkan hasil aksinya membobol platform belanja online tersebut pada Maret lalu.
Peretas mengklaim memiliki data berupa nama, alamat email dan hashed password dari 15 juta pengguna Tokopedia.
Belakangan, kebocoran data diperkirakan menimpa 91 juta pengguna.
Baca juga: Tokopedia disuntik investasi 100 juta dolar AS
Baca juga: Tokopedia: Kami sejak awal beroperasi di Indonesia
Baca juga: 10 startup paling menarik perhatian pencari kerja
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020