"Mereka menyambut baik pelaksanaan Pilpres, ini merupakan bagian dari kekaguman negara asing terhadap Indonesia, sebelumnya agak otoriter menjadi sebuah negara demokrasi dalam waktu sepuluh tahun terakhir," kata Hassan usai memberikan suaranya dalam Pilpres di TPS 01 Kompleks Widya Chandra di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, Pilpres kali ini berbeda dengan pemilihan sebelumnya, banyak pengamat luar negeri yang ingin memantau pelaksanaan pesta demokrasi itu.
Memang, kata dia, pada Pemilu legislatif lalu di Aceh, ada keinginan dari negara Eropa untuk memantau karena dikira Pemilu di daerah itu tidak aman.
"Tapi mereka melihat sendiri, Pemilu Aceh berjalan aman, sehingga Pemilu kali ini, tidak ada permintaan dari negara asing," kata Hasan.
Jadi, tambah dia, dari segi kepentingan untuk mengamati dan memantau Pemilu di Indonesia, tidak seksi lagi bagi negara asing karena berjalan dengan normal.
Sementara hasil perhitungan di TPS 01 kompleks perumahan menteri itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono unggul dengan meraih 136 suara, Megawati Sukarnoputri-Prabowo 38 suara dan Jusuf Kalla-Wiranto 37 suara.
Suara tidak sah sebanyak 34.
Di TPS ini selain Menlu memberikan suaranya, juga Ketua MPR Muhammad Hidayat Nurwahid dan sejumlah menteri lainnya diantaranya Mendagri Mardiyanto, Mensos Bachtiar Chamsyah, Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri ESDM Purnomo, Menristek Kusmayanto Kadiman, dan Menhan Juwono Sudarsono.
Selain pejabat negara, artis yang memberikan suaranya ditempat itu antara lain Primus Y dan istrinya Jihan Fahira.
Sedangkan di TPS 002 yang berada di kawasan Widya Chandra V, perumahan yang sebagian dihuni para pengusaha, pasangan SBY-Boediono meraih 201 suara, Mega-Prabowo 55 suara, dan JK-Wiranto 25 suara.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009