Muara Teweh (ANTARA) - Banjir akibat luapan air Sungai Barito dan anak-anak sungainya sudah sepekan melanda wilayah Kabupaten Barito Utara di Kalimantan Tengah.

Pada Selasa siang, tinggi air banjir di daerah dataran rendah di Muara Teweh, ibu kota Kabupaten Barito Utara, masih ada yang lebih dari satu meter. Di Jalan Panglima Batur skala tinggi air berada di angka 1,2 meter dan di permukiman warga di kawasan Jalan Imam Bonjol tinggi air sampai 1,5 meter.

"Kita harapkan banjir mulai sore atau malam nanti mulai surut, karena wilayah hulu juga sudah surut, biasanya patokan warga terhadap banjir ini dari kawasan utara atau pedalaman Sungai Barito, kalau tidak hujan lagi maka diperkirakan akan surut," kata Dadang, seorang warga Muara Teweh.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara Rizali Hadi mengatakan bahwa banjir meliputi delapan dari sembilan kecamatan di Barito Utara.
​​​​​​​
Banjir melanda wilayah kecamatan Lahei, Lahei Barat, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, dan Montallat di tepi Sungai Barito; Kecamatan Teweh Timur di pinggir Sungai Teweh; dan Kecamatan Gunung Timang yang ada di tepi Sungai Montallat.

"Semua desa di sepanjang Sungai Barito semuanya kena banjir, ditambah anak sungainya seperti Sungai Teweh dan Sungai Montallat sampai muaranya diterjang banjir," kata Rizali.

​​​​​​​

Warga menggunakan perahu bermotor di kawasan pasar tradisional Ipu yang terendam banjir di Jalan Mangkusari, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (5/5/2020).ANTARA/Kasriadi


Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa Kabupaten Barito Utara Eveready Noor mengatakan bahwa bersama BPBD dan Kodim 1013 Muara Teweh serta instansi terkait lainnya Dinas Sosial menyalurkan bantuan beras kepada 13.874 keluarga terdampak banjir yang tersebar di 74 desa dan kelurahan.

"Beras ini kami berikan untuk kebutuhan lima hari sebanyak 100.000 kilogram," kata Eveready Noor.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara Siswandoyo meminta petugas kesehatan siaga di fasilitas pelayanan kesehatan untuk melayani warga yang membutuhkan pengobatan.

"Memang saat ini belum ada laporan lonjakan kasus penyakit akibat banjir seperti gatal-gatal, diare, ISPA, dan lainnya. Namun petugas kesehatan saya minta tetap siaga dan dalam melayani masyarakat dengan tetap menerapkan protokol penanganan COVID-19," katanya.

Ia mengimbau warga di daerah banjir menjaga kesehatan dan kebersihan guna menghindari penyakit.

"Banjir yang melanda daerah ini yang relatif lama, rawan terkena penyakit kulit seperti gatal-gatal karena bisa terjadi iritasi pada tubuh disebabkan kena air kotor dan lainnya, sehingga masyarakat diminta menjaga kesehatan. Dan kalau ada yang mengalami keluhan selain gatal dan diare bisa berobat ke tempat pelayanan kesehatan setempat atau puskesmas terdekat," kata dia.

Baca juga:
Banjir di Barito Utara meluas, ketinggian air capai 2 meter

Ratusan rumah di pedalaman Barito Utara terendam banjir

Pewarta: Kasriadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020