Jayapura (ANTARA News) - Satu unit mobil operasional karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) dibakar dan Pos jaga lalulintas yang terletak di luar wilayah operasional perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia itu dirusak orang tidak dikenal.

Dari Timika, Rabu, juru bicara PTFI, Mindo Pangaribuan kepada ANTARA News melalui telepon selular membenarkan peristiwa itu.

"Peristiwa pembakaran mobil karyawan dan perusakan Pos jaga lalulintas terjadi di Mile-71 pada dini hari tadi namun sekitar Pkl.05.30 WIT, situasi setempat kembali normal sementara kegiatan penambangan berlangsung seperti biasa," kata Mindo.

Dia mengatakan, kejadian ini sedang ditangani polisi dari Polres Mimika.

"Sekali lagi kami katakan bahwa kejadian ini samasekali tidak mengganggu operasional dan produksi PTFI karena, baik pembakaran mobil maupun perusakan pos jaga lalulintas terjadi di luar wilayah operasional tambang tembaga dan emas PTFI," katanya.

Dia mengakui kalau pembakaran mobil karyawan dan perusakan pos jaga itu dilakukan sekelompok orang yang tidak dikenal. Polisi sedang melakukan penyelidikan atas peristiwa ini.

PTFI memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967. Konstruksi skala besar dimulai Mei 1970 dilanjutkan ekspor perdana konsentrat tembaga pada Desember 1972.

PTFI merupakan salah satu pembayar pajak terbesar bagi negara. Sejak 1992 hingga 2005, manfaat langsung dari operasi perusahaan terhadap Indonesia dalam bentuk deviden, royalti dan pajak.

PTFI juga telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk upah, gaji dan tunjangan, reinvestasi dalam negeri,pembelian barang dan jasa serta pembangunan daerah dan donasi.

Pengembangan masyarakat di wilayah tambang PTFI menonjol dilakukan antara lain oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) yang mengelola dana satu persen dari keuntungan PTFI bagi suku-suku pemilik hak ulayat wilayah operasional tambang tembaga dan emas itu. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009