Padang (ANTARA News) - PT Semen Padang membangun museum semen nasional Indonesia di lahan pabrik Indarung I pada kawasan seluas 4,8 hektar di komplek perusahaan milik BUMN itu di Padang, Sumatra Barat.
"Jadi pabrik Indarung I itu yang dibangun menjadi museum semen pertama di Indonesia ini," kata Direktur Utama PT SP, Endang Irzal kepada ANTARA di Padang, Selasa.
Ia menjelaskan, ide pembangunan museum itu untuk memanfaatkan dan memberikan peran lain pada pabrik Indarung I yang tidak lagi berproduksi sejak tahun 1998.
Indarung I merupakan pabrik semen pertama di Indonesia yang mulai dibangun tahun 1910. Produksi maksimal pabrik ini mencapai 300 ribu ton per tahun.
Pada tahun-tahun terakhir dioperasikan, produksi Indarung I hanya mencapai maksimal 90 persen dari kapasitas produksi dan secara bertahap operasionalnya dihentikan dan mulai 1998 tak lagi berproduksi, tambahnya.
Ia mengatakan, pengehntian total produksi Indarung I juga karena teknologi mesin-mesin yang digunakan tidak ekonomis lagi.
Mesin-mesin di Indarung I masih menggunakan teknologi basah sedangkan sekarang telah beralih pada teknologi kering.
Selain itu teknologi mesin Indarung I juga sangat polusi dan biasa oerasional yang tinggi. Dengan berbagai alasan-alasan itu manajemen PT SP menghentikan produksi pabrik INdarung I sejak 1998, kata Endang.
Setelah tidak lagi mempunyai peran produksi, maka pabrik Indarung I kini dialihkan perannya menjadi bukti sejarah pembangunan PT SP dengan menjadikannya sebagai Museum Semen Nasional Indonesia, tambahnya.
Rencana pembangunan itu telah dimulai dengan membuat rancangan 10 maket plan museum oleh 128 orang arsitek dan mahasiswa arsitektur dari tujuh negara tergabung dalam Moderen Asian Arsitecture Network (MAAN).
10 maket itu dihasilkan anggota MAAN dalam workshop delapan hari yang berakhir Senin (6/7) malam di lokasi pabrik Indarung I.
128 arsitek dan mahasiswa arsitektur itu berasal dari Malaysia, Thaiwan, China, Jepang, India, Korea Selatan, Philipina dan Indonesia yang mengikuti workshop dari 28 Juni hingga 6 Juli 2009 di pabrik Indarung I.
Mereka antara lain berasal dari ITB Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Bung Hatta, University Of Tokyo, Yonsei University dan Taylor`s College School.
Endang menjelaskan, 10 maket plan yang dihasilkan selanjutkan akan dikombinasi oleh para arsitek MAAN untuk menjadi satu maket final yang akan diajukan kepada manajemen PT SP untuk dijadikan rancangan pembangunan museum semen Indonesia tersebut.
"Pembuatan rancangan dan pengajuan maket plan final disertai proposalnya akan menjadi tahap awal dari kegiatan pembangunan museum semen pertama di Indonesia ini," tambahnya.
Menurut dia, museum yang akan menjadi saksi perjalanan sejarah industri dan perkembangan teknologi produksi semen di Indonesia ditargetkan selesai dalam tiga tahun, dengan dana pembangunan dari PT SP mencapai miliaran rupiah.
Pembangunan museum semen Indonesia ini juga menjadi bagian dari perayaan satu abad berdirinya PT SP (1910-2010), tambahnya.
Setelah selesai nantinya, museum semen Indonesia akan menjadi objek wisata sejarah dan teknologi baru di Sumbar, kata Endang.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009