Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Agustianto mengatakan, pemerintah sebaiknya jangan terlalu puas dengan hasil survei kemiskinan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan menilai rilis data itu bermuatan politik.

BPS menyebutkan, angka kemiskinan menurun sekitar 2,4 persen atau menjadi 31,5 juta jiwa dari total penduduk Indonesia

"Saya belum yakin dengan data penurunan jumlah warga miskin yang dikeluarkan BPS. Saya melihat pengumuman hasil survei itu ada kaitannya dengan situasi politik saat ini," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, data kemiskinan yang dikeluarkan BPS seharusnya dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain yang juga melakukan pendataan, diantaranya International Labour Organization (ILO).

Jumlah warga miskin yang dikeluarkan oleh BPS, kata dia, jauh lebih kecil dari data yang dikeluarkan oleh ILO yang mencapai 40 juta jiwa.

"Jika lebih detail dalam melakukan pendataan kemungkinan besar jumlah warga miskin di Indonesia jauh lebih banyak," tambahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009