Jakarta (ANTARA) - Koperasi peternak sapi perah yang beranggotakan para peternak terbukti mampu menjadi badan usaha di tingkat masyarakat yang menjaga produktivitas susu selama pandemi COVID-19.
Ketua Kelompok Tani Ternak Mandiri di Desa Slamparejo, Jabung, Malang Jawa Timur Pringadi dalam keterangannya Senin mengatakan pada masa pandemi COVID-19 ini, kegiatan produksi susu sapi perah di kelompoknya masih stabil dan tidak mengalami penurunan produksi dan omzetnya juga tetap.
“Omzet penjualan masih stabil karena petani menjalin kerja sama atau kemitraan dengan koperasi sapi perah yang ada di masing-masing wilayahnya,” katanya.
Koperasi akan menampung seluruh produksi susu yang dihasilkan oleh peternak yang menjadi anggotanya.
“Selanjutnya oleh koperasi susu tersebut dijual ke industri industri pengolahan susu sapi. Koperasi Sapi Perah merupakan lembaga kerakyatan yang secara nyata berkontribusi pada kesejahteraan peternak sapi perah di pedesaan," kata Pringadi.
Dia juga menyatakan bahwa kelembagaan yang kuat termasuk koperasi peternak sapi perah mendorong peternak untuk menyelenggarakan manajemen yang lebih baik serta memperkuat daya saing peternak kecil.
Penyuluh Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang untuk wilayah kerja Kecamatan Pakis dan Jabung Asriningsih mengatakan pentingnya menjaga produktivitas peternak di masa pandemi.
“Sebagai penyuluh, saya sangat menyadari tugas maupun peran sebagai garda terdepan pemberdayaan petani dan peternak. Penyuluh peternakan dituntut untuk selalu meng-update program kerja penyuluhan sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku, tak terkecuali dalam kondisi pandemi yang memerlukan program penyuluhan tersendiri,” ujar Asriningsih.
Asriningsih mengatakan, salah satu prioritas program penyuluhan yang disampaikan adalah pembuatan pakan silase yang baik untuk sapi perah.
"Mengingat pada periode November-April, hijauan masih cukup banyak sehingga bisa dimanfaatkan sebagai silase sebagai cadangan pakan bulan berikutnya terutama saat di musim kering dan sekaligus untuk antisipasi kelangkaan pakan ternak sapi perah selama masa COVID-19 akibat kesulitan distribusi maupun faktor lain," ungkapnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak boleh tertunda apalagi berhenti.
“Begitu pula kegiatan budidaya ternak hingga tersedianya daging maupun sumber protein hewani lainnya seperti telur dan susu. Semua produksi harus tetap berlangsung di tengah pandemi COVID-19. Oleh karena itu, kerja sama dan komunikasi baik antara aparat penyuluh dan petani atau peternak sangat diperlukan untuk menggenjot produksi,” paparnya.
Hal serupa ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, pangan adalah masalah yang sangat utama karena menjadi kunci keberlangsungan masa depan sebuah bangsa.
“Oleh sebab itu, peran seluruh komponen pertanian sangat vital dalam mewujudkan ketahanan pangan, khususnya petani atau peternak bersama penyuluh pertanian yang selalu ada di lapangan,” kata Dedi.
Baca juga: Koperasi Susu: Kenaikan Harga Susu Wajar dan Gairahkan Peternak
Baca juga: Teten ingin optimalkan koperasi produsen susu lokal kurangi impor susu
Baca juga: Pemerintah Ajak Koperasi Persusuan Bahas Kelangkaan Susu
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020