Baghdad (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Iraq mNuri al-Maliki menolak intervensi asing dari manapun terhadap negaranya dan menyeru rakyat Irak untuk bersatu, beberapa hari setelah AS mengkritik upaya rekonsiliasi nasional yang berjalan lamban.
"Kami tak akan membiarka Irak menjadi arena konflik atau ruang untuk proyek asing apapunj," kata Maliki di tengah kunjungannya di provinsi bagian barat Anbar, salah satu wilayah dimana terjadi perlawanan anti AS yang keras.
"Kami tidak akan membiarkan siapapun untuk mencampuri urusan dalam negeri Irak atau mengawasi proses politik dan rekonsiliasi nasional kami," kata Maliki dalam satu pernyataan dari kantornya.
"Saya menyeru kalian untuk bersatu dan menolak perpecahan sektarian. Kami ingin sebuah koalisi semua orang Irak yang kuat dan bersatu karena tantangan terbesar yang mesti dihadapi adalah intervensi yang datang dari mana-mana," demikian Maliki.
Wakil Presiden AS Joe Biden, yang ditunjuk oleh Presiden Barack
Obama untuk mengatasi Iraq, telah berulangkali permusuhan menahun antara syiah, sunni dan kurdi di Irak.
Dalam satu kunjungan ke Baghdad minggu lalu, Biden yang mendesak para pemimpin Irak untuk mempercepat proses rekonsiliasi nasional, memperingatkan sebuah jalan sulit di depan Irak jika rakyat Irak menghendaki perdamaian dan stabilitas yang langgeng.
Seorang pejabat senior pemerintahan AS mengatakan pada wartawan selama kunjungannya ke Baghdad bahwa Biden juga mengingatkan bahwa Washington akan melepaskan diri secara politik jika merebak kekerasan di Irak.
"Jika kembali ke kekerasdan, maka itu akan mengubah bentuk keterlibatan kami di Irak. Dia sangat tandas mengenai hal ini," kata pejabat itud.
Maliki yang dijadwalkan mengunjungi Washington bulan ini, menekankan bahwa bangsa Irak dari segala etnis dan latar belakang agama mesti sama-sama mendukung proyek nasional bagi rekonsiliasi Irak. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009