Gardez, Afghanistan (ANTARA News/Reuters) - Enambelas warga Afghanistan yang bekerja pada satu badan penjinak ranjau PBB yang diculik akhir pekan lalu, dibebaskan tanpa cedera, kata seorang pejabat badan itu, Senin.
Para personil MDC (Mine Detection and Dog Centre) diculik pria-pria bersenjata di satu jalan raya di provinsi Paktia, Afghanistan timur, Sabtu. MDC adalah bagian dari organisasi penjinak ranjau PBB di Afghanistan yang dikenal sebagai UNMACA.
Sherin Agha Ahmad Shah, ketua MDC di Paktia, mengatakan para kepala suku di provinsi itu melakukan kontak dengan para penculik dan dapat menjamin pembebasan orang-orang itu Ahad malam.
"Para penculik adalah pencuri dan para kepala suku merundingkan pembebasan para pekerja itu tanpa membayar uang tebusan atau perjanjian," katanya kepada wartawan, tanpa merinci lebih jauh.
Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan mengatakan polisi juga terlibat dalam membantu pembebasan mereka.
Penculikan para warga Afghanistan dan warga asing menjadi satu bisnis yang menguntungkan baik bagi para gerilyawan Taliban maupun geng-geng kriminil. Sejumlah mereka yang ditahan dibunuh sementara yang lainnya dibebaskan dengan membayar uang tebusan.
Di tempat terpisah, tidak ada informasi lebih jauh menyangkut dua karyawan Afghanistan yang bekerja pada badan kemanusiaan Belanda HealthNet TPO (HNI) yang menurut Kementerian Kesehatan Afghanistan diculik di provinsi Khost, Sabtu.
HNI adalah satu badan kemanusiaan yang berpusat di Belanda yang khusus melakukan kegiatan dalam merehabilitasi sistem pemeliharaan kesehatan di zona-zona perang dan daerah bencana. Tidak ada yang mengaku bertanggungjawab atas penculikan itu.
Di Paktia tahun lalu, 13 penjinak ranjau yang bekerja untuk satu badan kemanusiaan lainnya diculik oleh geng kriminil tetapi dibebaskan sebulan kemudian setelah ditengahi para kepala suku.
Dengan aksi kekerasan terburuk sejak gerilyawan Taliban digulingkan dari pemerintah akhir tahun 2001, ribuan Marinir AS melancarkan satu serangan besar-besaran pertama di provinsi Helmand , yang lama menjadi pangkalan Taliban dan juga penghasil opium.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009