Jakarta,(ANTARA News) - Pertemuan antara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary dengan dua pasangan capres dan cawapres Jusuf Kalla-Wiranto dan Megawati Soekarnoputi-Prabowo Subianto berlangsung tertutup.

Pasangan JK-Wiranto tiba di Gedung KPU, Jakarta, Senin sekitar pukul 10.00 WIB dan disusul oleh Mega-Prabowo sekitar 10 menit kemudian. Kedua pasang capres dan cawapres ini langsung menuju ruang Ketua KPU.

Menurut anggota tim kampanye JK-Wiranto Yus Usman Sumanegara, pertemuan tersebut untuk membahas masalah daftar pemilih tetap pilpres 2009.

"Kita meminta DPT yang masih keliru dibetulkan karena banyak pemilih yang belum terdaftar. Kita minta itu diakomodir dengan menggunakan KTP," katanya ketika ditemui di Gedung KPU.

Ia menjelaskan KPU memiliki wewenang untuk mengubah DPT. Jika KPU berniat, ujarnya, masalah ini dapat diselesaikan dalam waktu singkat.

"Kalau dengan KTP juga harus diawasi dengan ketat, dimana penggunaan tinta harus berkualitas," katanya.

Sementara itu, secara terpisah anggota tim kampanye pasangan JK-Wiranto, Zulfikar menyayangkan pernyataan KPU yang menolak data DPT bermasalah yang diserahkan tim JK-Wiranto.

Menurut dia, penolakan tersebut tidak beralasan karena proses klarifikasi tidak dilakukan secara menyeluruh terhadap sampel data yang diberikan oleh tim kampanye.

"Pertemuan dengan KPU kemarin (Minggu 5/7) itu informal, tidak ada berita acara. KPU Blora tidak mau mencocokkan data alasan karena data tidak `up date`. Pertemuan juga tidak sampai satu jam sudah dihentikan," katanya menjelaskan pertemuan yang berlangsung antara tim kampanye dengan KPU.

Ketika pihaknya memberikan data pemilih bermasalah di Jakarta Utara, Zulfikar mengaku justru KPU tidak mau membahasnya.

Keterangan yang diberikan Zulfikar ini berbeda dengan yang disampaikan anggota KPU I Gusti Putu Artha. Menurut dia, telah dilakukan klarifikasi antara data dari tim JK-Wiranto dengan data KPU.

Berdasarkan hasil klarifikasi tersebut, KPU menyatakan data DPT dari tim JK-Wiranto berbeda, sehingga tidak dapat dibuktikan adanya masalah.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009