"Kita bisa menanam ke atas vertikal, tidak perlu lahan yang luas tapi bisa menanam ke atas, bisa ditanam di dinding," kata Winartania dalam konferensi video yang bertema Urban Farming Saat Pandemi COVID-19 yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin.
Pertanian atau kebun vertikal menjadi solusi terhadap kondisi ruang atau halaman rumah yang terbatas terutama di tengah perkotaan yang padat penduduk.
Kebun vertikal juga dapat dilakukan dengan instalasi hidroponik yang menggunakan sistem tetes, dan berkebun di atap.
Warga bisa mulai berkebun vertikal di rumah dengan menanam tanaman produktif seperti sayuran dan tumbuhan herbal yang digemari, di antaranya kangkung, bayam, pepaya Jepang, cabe, tomat, basil dan kemangi.
Hasil panen dari berkebun vertikal tersebut bisa untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, bahkan juga bisa dijual jika ada kelebihan panen.
Dalam berkebun, harus diperhatikan bahwa tanaman mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup dan tumbuh di media tanam yang bernutrisi. Tanah yang menjadi tempat tumbuh tanaman bisa dicampur dengan kompos, pupuk organik dan sekam bakar.
Indonesia Berkebun adalah salah satu komunitas yang menaungi jejaring di seluruh Indonesia untuk gerakan berkebun. Komunitas ini memiliki jejaring di 48 kota dan kampus di Tanah Air. ***3***
Baca juga: Vertiminaponik cocok untuk pekarangan terbatas
Baca juga: Pemkot Bandarlampung dorong warga kembangkan tanaman hidroponik
Baca juga: Mahasiswa Unibra kembangkan tanaman bermedia air laut
Baca juga: Tanaman hidroponik untuk pelestarian Sungai Citarum
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020