Bantuan kami salurkan sesuai amanah donasi dari masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Lembaga medis dan kemanusiaan MER-C (Medical Emergensy Rescue Committe) terus menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke 125 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia dalam rangka turut serta melakukan penanggulangan COVID-19.
"Tercatat sudah lebih dari 125 fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, praktek dokter yang kami distribusikan APD. Diantaranya berupa face shield, hand sanitizer, masker, nurse cap, sarung tangan, hazmat, dan lain-lain. Ini dilakukan dalam rangka turut mendukung keamanan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan terbaik mereka kepada masyarakat," kata Ketua Divisi Bantuan dan Logistik MER-C Ita Muswita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Awalnya distribusi APD diprioritaskan untuk fasilitas kesehatan di DKI Jakarta dan sekitarnya sebagai wilayah dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak. Namun seiring kasus yang mulai muncul di berbagai daerah, distribusi bantuan juga sudah menjangkau fasilitas kesehatan seperti di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, wilayah Sumatera lainnya, DI Yogyakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Kalimantan, dan juga Papua Barat.
"Bantuan kami salurkan sesuai amanah donasi dari masyarakat dan stok yang ada," kata Ita yang merupakan relawan medis berpengalaman di berbagai wilayah konflik dan bencana alam baik di dalam maupun di luar negeri.
Baca juga: Kantor Staf Kepresidenan RI beri bantuan UI alat kesehatan
Baca juga: Gugus Tugas COVID-19 koordinasikan 1.826.000 APD
Dia menyebutkan bahwa MER-C memproduksi beberapa alat pelindung diri dikarenakan ketersediaan yang terbatas di pasaran atau kalaupun ada dijual dengan harga yang sangat tinggi. "Dengan kondisi barang sulit dan harga yang mahal, kami para relawan mencoba membuat face shield sendiri yang berasal dari bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan dan harganya pun terjangkau, namun tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan saat face shield digunakan oleh tenaga medis ketika memberikan pelayanan kepada pasien," kata Ita.
Menurutnya pelindung wajah buatan MER-C dapat digunakan berulang kali dan memiliki bobot yang ringan sehingga nyaman dipakai. Sampai saat ini Tim relawan MER-C masih terus memproduksi pelindung wajah setiap hari guna memenuhi permintaan yang masuk dari fasilitas kesehatan di berbagai daerah.
Jumlah pelindung wajah yang diproduksi oleh relawan MER-C sudah mencapai lebih dari 3.000 buah. Cabang-cabang MER-C di daerah juga diaktifkan untuk dapat membuat pelindung wajah secara mandiri untuk dapat didistribusikan di wilayah kerja masing-masing.
Selain itu, Tim relawan MER-C juga membuat hand sanitizer sendiri ketika cairan ini mulai sulit dicari di pasaran, sementara sangat diperlukan oleh rumah sakit dan klinik. "Tim relawan MER-C berlatar belakang farmasi juga berpartisipasi membuat hand sanitizer sesuai standar organisasi WHO. Hand sanitizer juga sampai saat ini terus dibuat secara berkala untuk kemudian didistribusikan ke rumah sakit dan klinik yang membutuhkan," tambah Ita.
Menurutnya hingga kini APD yang masih dibutuhkan oleh rumah sakit adalah masker bedah, masker N95, dan baju hazmat. Menurutnya ketiga APD tersebut masih sulit didapat dan masih dijual dengan harga sangat tinggi.
Dalam beberapa kesempatan, Ita mengisahkan petugas rumah sakit yang diberikan bantuan juga berharap mendapatkan jas hujan sebagai pengganti baju hazmat untuk perlindungan dalam penanganan pasien COVID-19 ketimbang tidak memiliki perlindungan sama sekali.
Baca juga: Dinkes Yogyakarta pastikan persediaan APD mencukupi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020