Satu-satunya medali yang ditunggu-tunggu kontingen Indonesia yang diperkuat 45 atlet akhirnya diraih setelah di Pantai Siloso, Pulau Sentosa, Minggu, Ade Chandra dan I Gede Eka mengalahkan pasangan Yaman, Ashraf Saeed Omar dan Mohammed Salem Haidarah, dengan skor 2-0 (21-16, 21-17).
Puluhan pendukung Indonesia, termasuk Ketua Kontingen Toho Cholik Muthohir pun tampak bernapas lega dan langsung memberikan ucapan selamat kepada Ade Chandra dan I Gede Eka.
Meski Indonesia Raya tidak berkumandang, namun bendera Merah Putih telah berkibar menemani bendara negara Thailand dan Kazakhstan yang meraih emas dan perak.
Pasangan yang baru satu bulan berlatih bersama itu mencapai final karena dari tiga pertandingan sebelumnya selalu menang 2-0 atas lawan-lawan mereka dari China, Kazakhstan, dan Bahrain.
Setelah bertarung selama hampir satu jam, Ade Chandra dan I Gede Eka pun di final dipaksa menyerah kepada Warut Prasanok/Thosapot Puangprasert melalui pertarungan rubber set 1-2 (15-21, 21-17, 11-15).
Bermain menghadapi pemain dengan tinggi badan sama ternyata lebih menyulitkan bagi pasangan Indonesia itu.
"Tiga lawan sebelumnya lebih tinggi, tapi mereka umumnya tidak bergerak lincah. Beda dengan Thailand yang tidak terlalu tinggi, tapi mereka bisa bergerak lincah untuk menutupi lapangan," kata Ade Chandra yang ditemui usai merebut medali perunggu.
Kedua pemain yang mempunyai tubuh legam tersebut tidak bisa menyembunyikan kegembiraan karena menyadari bahwa mereka telah menyelesaikan tugas berat untuk menyelamatkan muka kontingen dari negara berpenduduk 220 juta lebih.
"Rasanya senang sekali. Tapi kami sempat juga merasa tegang pada awal pertandingan," kata Ade Chandra sambil mengusap peluh yang mengalir di wajahnya. Pertandingan voli pantai berlangsung di pantai wisata Siloso di Pulau Sentosa yang terasa panas menyengat.
Kurangnya persiapan menghadapi event tingkat Asia khusus remaja yang baru pertama kali digelar itu menurut Ade Chandra telah mempengaruhi prestasi mereka.
"Setidaknya kami perlu waktu satu tahun untuk berpasangan. Tapi menjelang Asian Youth Games ini, kami hanya sempat latihan bersama selama satu bulan," kata I Gede Eka.
Pemain asal Bali itu kemudian menegaskan bahwa mereka yakin bisa berprestasi lebih baik lagi, setidaknya lolos ke final jika mereka diberi kesempatan lebih lama untuk berlatih bersama dan mengikuti berbagai kejuaraan, terutama di luar negeri.
I Gede Eka, kelahiran 10 Februari 1992 itu merupakan atlet yang dibesarkan oleh klub Kartini Batik Club, (KBC) Desa Celuk, Sukawati, Bali, sementara rekan Ade Chandra berasal dari klub Ganevo, Yogyakarta.
"Cita-cita kami adalah bisa tampil lagi di Olympic Youth Games 2010 mendatang kalau voli pantai dipertandingkan dan KONI mengirim tim," kata Eka berharap.
(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009