"Bagi kami demokrasi adalah penghormatan kepada kecerdasan rakyat. oleh karena itu kami tidak mau memberi janji-janji tinggi, kami tidak menjual mimpi," kata Boediono dalam orasinya yang berlangsung lebih kurang 5 menit dalam Kampanye Akbar Pasangan Capres-Cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu sore.
Menurut dia, rakyat menjunjung kedaulatannya karena menolak untuk dibeli. Rakyat juga menunjukkan kecerdasannya karena tidak percaya janji-janji yang muluk, katanya.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini Indonesia berhasil melalui segala tantangan dan rintangan karena berpijak pada naskah proklamasi yaitu pada kalimat "dengan cara seksama dan tempo sesingkat-singkatnya".
Namun, lanjut dia, kepemimpinan yang efektif tidak sama dengan kepemimpinan yang asal jadi.
"Kita perlu kepemimpinan yang efektif yang didukung rakyat," katanya seraya menambahkan bahwa Indonesia perlu pemimpin yang tidak pernah melanggar HAM dan korupsi.
Boediono juga menjamin bahwa rakyat Indonesia tidak akan salah memilih Yudhoyono sebagai presiden pada pemilu presiden 8 Juli mendatang karena rakyat Indonesia terbukti tidak salah telah memilih Yudhoyono lima tahun lalu.
Ia mengatakan bahwa dibawah pemerintahan Yudhoyono, Indonesia terbukti mampu menjadi negeri yang aman, tidak ada ancaman teror, pelanggaran HAM dan perekonomian yang terus tumbuh di masa krisis.
Sementara itu, calon presiden Yudhoyono dalam orasinya mengaku sebagai calon pemimpin yang mengayomi semua golongan secara adil tanpa membedakan agama, etnis, dan semangat kedaerahan.
"SBY dan Boediono menyayangi semua suku, mulai Aceh, Batak, Jawa, Bugis, Papua, semua disayangi," ujarnya.
Dalam orasinya selama sekitar 15 menit, Yudhoyono memperingatkan para pendukungnya untuk waspada karena belakangan banyak fitnah dan kampanye hitam ditujukan kepada dirinya dan pasangannya, Boediono.
Kepada pendukungnya, Yudhoyono meminta mereka untuk tetap sabar dan tegar menghadapi kampanye hitam dan fitnah tersebut.
Pada acara kampanye yang dikemas secara mewah itu, Yudhoyono juga meminta pendukungnya untuk membersihkan semua atribut kampanye menghadapi 3 hari masa tenang menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009.
Saat Yudhoyono berpidato pada pukul 17:15 WB, massa yang telah menunggu sejak pukul 10:00 WIB sudah membubarkan diri dan berangsur-angsur meninggalkan stadion.
Tribun tempat duduk penonton terlihat sepi sedangkan massa berkerumun di lapangan rumput telah tertinggal setengahnya.
Pada kampanye terakhir itu, Yudhoyono kembali menyebutkan lima agenda prioritasnya yaitu pertumbuhan ekonomi, pembangunan pemerintahan yang bersih, penguatan demokrasi, penegakan hukum dan pembangunan yang adil merata.
Yudhoyono juga mengingatkan agar rakyat tidak salah memilih pemimpin pada Pilpres 8 Juli 2009 dan jangan tertipu oleh janji angin surga tanpa bukti nyata.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009