Jakarta (ANTARA News) - Tingkat keterpilihan (Elektabilitas) pasangan capres/cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) 30 Juni-2 Juli mengalami penurunan hingga empat persen.
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia Burhanudin Muhtadi, di Jakarta, Sabtu mengatakan, penurunan elektabilitas capres incumbent salah satunya disebabkan oleh gencarnya kampanye yang dilakukan oleh kubu lawan politiknya.
"Langkah strategis yang dilakukan kedua pasangan capres Megawati Soekarnoputri-Prabowo (Megawati-Pro) dan Jusuf Kalla-Wiranto (JK-Win) salah satu penyebab turunnya elektabilitas tersebut," katanya.
Namun demikian, kata Burhanudin, berdasarkan hasil temuan LSI pasangan SBY-Boediono masih tetap unggul dari lawan politiknya, yakni 63,1 persen, Megawati-Pro sekitar 19,6 persen dan JK-Win sekitar 10,6 persen.
Menurut Burhanudin, elektabilitas pasangan SBY-Boediono diprediksi akan menurun hingga pelaksanaan pencontrengan 8 Juli nanti, jika pasangan tersebut tidak melakukan antisipasi.
"Tetapi berapa penurunannya kami belum dapat memprediksi, namun hal itu tidak akan mempengaruhi keinginan pasangan itu pemilu satu kali putaran," ujar dia.
Karena walaupun turun dalam empat hari ini, pasangan SBY-Boediono masih di atas lawan-lawan politiknya yaitu sekitar 50 persen lebih.
"Terkecuali jika pasangan Mega-Pro dan JK-Win dapat meningkatkan elektabilitasnya hingga masing-masing 10 persen," katanya.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi, menambahkan, penurunan elektabilitas pasangan capres SBY-Boediono terjadi di semua daerah, dan kelompok masyarakat.
"Penurunan tersebut bukan hanya terjadi di salah satu kelompok, namun hampir semua kelompok agama, suku, masyarakat menengah atas dan menengah bawah, semuanya merata," kata Dodi menjelaskan.
Berdasarkan hasil penelitian LSI yang menggunakan metodologi sampel asal sebanyak 3.100 pilihan dengan teknik multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan sekitar 95 persen, dua bulan terakhir SBY-Boediono cenderung menurun.
Pada 3 Mei elektabilitas pasangan SBY sekitar 70 persen, 30 Mei masih cukup bertahan pada 70 persen, tetapi survei pada 20 Juni turun sekitar 3 persen menjadi 67 persen dan survei terakhir kembali turun 4 persen menjadi 63 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009