Semarang (ANTARA News) - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jawa Tengah menemukan ratusan anak dan ribuan orang yang sudah meninggal dunia masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.
"Ada 254 anak di bawah umur yang masuk DPT," Ketua Panwaslu Jateng Abhan Misbach dalam acara Rapat Koordinasi Forum Pimpinan Daerah Dalam Rangka Persiapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 di Semarang, Jumat.
Selain ratusan anak itu, 14 anggota TNI dan 72 anggota Polri, serta 3.507 orang yang sudah meninggal dunia masuk DPT, demikian Abhan.
Menurut Abhan, permasalahan DPT muncul karena data tentang DPT yang berbasis tempat pemungutan suara (TPS) sulit diakses oleh Panwaslu, peserta pemilu, maupun oleh masyarakat.
Tidak hanya soal DPT, Panwaslu juga menemukan pelanggaran terkait netralitas TNI, Polri, dan PNS (satu kasus), politik uang (satu kasus), dan penggunaan fasilitas negara (10 kasus), serta kampanye yang melibatkan anak-anak (tiga kasus).
Abhan menjelaskan, seluruh dugaan pelanggaran tersebut yang memenuhi unsur administrasi diteruskan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), sedangkan yang memenuhi unsur pidana dilimpahkan ke penyidik.
Panwaslu Jateng lalu berharap seluruh pihak bisa netral baik itu bupati/walikota serta wakil, KPU dengan seluruh jajarannya, Panwaslu dan seluruh jajarannya, pejabat BUMD, PNS, TNI/Polri, kepala desa, dan perangkat desa.
Sementara itu, Wakapolda Jateng menyatakan akan mengamankan tempat pemungutan suara (TPS) yang berjumlah 63.297 dibagi menjadi TPS aman (61.768 TPS), TPS rawan I (1.315 TPS), dan TPS rawan II (214 TPS).
Polri mengerahkan 22.510 personel, masa tenang 11.261 personel, masa pemungutan suara 22.510, dan masa penghitungan serta penetapan hasil Pilpres 2009 11.261 personel.
Sementara TNI membantu dengan satu SSK (satuan setingkat kompi) di tingkat polsek, tingkat polwiltabes satu SSK, dan tingkat polda satu batalyon. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009