"Ibarat peta. Kalau kita tidak punya peta, kita tidak tahu mau dibawa ke mana," kata Dewi saat jumpa pers sebagaimana disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia yang dipantau di Jakarta, Minggu.
Baca juga: IAKMI dorong pemerintah perkuat promotif-preventif tangani COVID-19
Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) itu mengatakan kebijakan yang tepat dan cepat memerlukan data yang akurat, lengkap, dan terintegrasi dari semua sektor.
Data yang akurat, lengkap, dan terintegrasi merupakan landasan terbaik dalam pengambilan kebijakan, termasuk dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Saat ini kita di Indonesia tengah belajar. Melalui pandemi COVID-19 kita belajar bergerak cepat mengumpulkan data, sehingga data yang dikumpulkan sama," tuturnya.
Baca juga: Twitter akan buka data soal COVID-19 untuk penelitian medsos
Pandemi COVID-19 mengajarkan bangsa Indonesia untuk menuju keterpaduan data. Dewi menyebut seluruh elemen masyarakat Indonesia tengah menuju ke sana.
"Memang tidak mudah dilakukan, tetapi saya percaya kita tengah bergerak menuju perbaikan," katanya.
Salah satu upaya menuju keterpaduan data adalah dengan peluncuran aplikasi seluler "Bersatu Lawan COVID" yang dikomandoi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang melibatkan anak-anak muda.
Dalam aplikasi tersebut, Dewi dipercaya merancang sistem di bidang epidemologi dan big data.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020