Jakarta (ANTARA News ) - Suksesi kepemimpinan nasional melalui ajang Pilpres 8 Juli mendatang diharapkan berakhir dengan damai dan tidak meninggalkan konflik, kata mantan Menteri Agama Malik Fadjar di Jakarta, Kamis.

"Kita sangat berharap ke depan bisa `soft ending`," kata Malik Fadjar yang juga mantan Menteri Pendidikan Nasional saat acara bedah buku "Kekacauan Negara di Tengah Presiden Ketiga dan Keempat" karangan Marzuki Oesman di Istora Senayan, Jakarta, Kamis.

Menurut Malik Fadjar, bangsa Indonesia harus belajar dari beberapa pengalaman masa lalu dimana pergantian kepemimpinan nasional tidak berakhir dengan baik.

Mantan Rektor Universitas Muhamadyah Surakarta ini mengatakan pengalaman pahit masa lalu saat pergantian kepemimpinan dari Presiden Soekarno kepada Soeharto, dari Soeharto kepada BJ Habibie dan dari Abdurahman Wahid kepada Megawati Soekarnoputeri yang meninggalkan masalah dan melahirkan banyak versi sejarah.

Di sisi lain, Malik Fadjar minta agar lembaga penyelenggara Pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus netral dan independen, dan menjalankan Pilpres secara jujur, adil serta transparan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009