"Saya merasa lebih hidup, lebih dinamis. Tidak apa-apa saling sanggah menyanggah, itulah debat. Tapi kan tujuan kami tetap baik," kata calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono usai acara.
Menurut dia, forum tersebut bisa menjadi sarana komunikasi para calon presiden dengan rakyat.
"Saya pikir isu-isu yang diangkat sudah ditanggapi oleh semua, diperdebatkan oleh semua," tambahnya.
Calon presiden Jusuf Kalla juga berpendapat, pelaksanaan debat calon presiden putaran terakhir yang dipandu Dekan Fisipol UGM Pratikno itu sudah berjalan dengan baik.
Demikian juga dengan calon wakil presiden Boediono. "Lebih baik dari sebelumnya, jadi ada peningkatan. Saya senang sekali mengikuti," katanya.
Namun menurut calon presiden Megawati Soekarnoputri masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, termasuk penyediaan alokasi waktu bagi peserta debat.
"Waktu yang diberikan untuk menjawab pertanyaan terlalu sempit, harusnya ditambah," katanya tentang acara debat yang berlangsung pukul 19.00 WIB-21.00 WIB itu.
Sebelumnya anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha mengatakan debat kali ini berbeda dibandingkan dengan Debat Capres yang pernah dilaksanakan pada 18 Juni dan 25 Juni.
Jika pada debat yang lalu sesi pendalaman visi misi setiap calon oleh moderator masuk dalam sesi kedua, kali ini sesi kedua tersebut dihapuskan dan langsung masuk pada sesi debat antarcalon.
Penghilangan sesi pendalaman visi dan misi calon oleh moderator dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih dinamis dan memperpanjang waktu debat antarcalon.
Dalam pelaksanaannya, acara debat antarcalon presiden putaran ketiga tersebut tidak memunculkan perdebatan mengenai substansi dari tema yang dipilih yaitu NKRI, Demokrasi dan Otonomi Daerah.
Acara debat lebih terlihat seperti acara penyampaian visi, misi dan program biasa oleh ketiga calon presiden, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
Perdebatan atau lebih tepat disebut sindiran hanya dimunculkan oleh Jusuf Kalla pada awal penyampaian visi dan misinya dengan mengomentari iklan pilpres satu putaran yang menurut Kalla tidak demokratis karena menilai demokrasi dengan uang.
Sindiran itu ditanggapi Yudhoyono dengan mengatakan bahwa "itu bukan iklan SBY atau tim kampanye nasional SBY-Boediono, karena iklan SBY selalu mengenai hal yang baik-baik."
Selain serangan Kalla soal iklan satu putaran itu, praktis tidak ada lagi perdebatan yang substantif dari ketiga capres itu, hanya ada sindiran dari Kalla pada sesi-sesi akhir mengenai pandangan rasialis tentang pemimpin Indonesia.
"Siapa pun dari kita boleh memimpin bangsa ini, karena itu kalau ada pandangan rasialis, yang mengatakan suku tertentu tak boleh memimpin. Itu rasialis dan sangat berbahaya," kata Kalla.
Mengenai penyampaian visi misi dan program sesuai tema yang ditentukan semua capres menyampaikan hal yang hampir sama secara sangat normatif.
Yang membedakan debat putaran terakhir dari dua acara debat yang dilakukan sebelumnya, pada sisa waktu debat moderator menanyakan mengenai apa yang akan dilakukan ketiga capres bila kalah dalam pilpres.
Menjawab pertanyaan itu Mega mengatakan, "Saya akan terus mengabdi dan terus berjuang untuk rakyat Indonesia."
Sedang Yudhoyono mengatakan, "Kalau saya kalah langsung akan memberi selamat kepada yang menang, dan kemudian mengajak konstituen untuk mendukung beliau siapa pun. Dan saya akan berbuat yang terbaik untuk rakyat, negara dan bangsa termasuk mendukung pemerintahan terpilih. Mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan yang baik bagi kita semua."
Sementara Kalla mengatakan, "Yang terbaik pasti menang, dan saya akan hormati yang terbaik termasuk jika itu saya. Tetapi kalau bukan saya, saya akan pulang kampung, urus pendidikan, urus masjid dan urus perdamaian jika dipercaya."
Dengan berakhirnya rangkaian acara debat calon presiden sesuai dengan UU Pilpres, maka sisa waktu kampanye yang ada tinggaldua hari lagi, dan setelah itu tinggal menunggu pelaksanaan pemilu pada 8 Juli mendatang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009