Bandarlampung (ANTARA) - Kue ragesing menjadi salah satu jajanan tradisional asal Sumedang, namun camilan menyehatkan ini dapat juga diaplikasikan bersama bahan-bahan lokal Lampung yang patut di coba selama bulan Ramadhan.
"Cemilan tradisional kue ragesing ini sangat mudah dibuat sebab semua bahan tersedia di Lampung sebagai salah satu provinsi penghasil buah pisang," ujar Executive Chef Sheraton Lampung, Janus, saat dihubungi di Bandarlampung, Minggu.
Ia mengatakan, cara pembuatan camilan tradisional berbahan pisang ini mudah dilakukan selama beraktivitas di rumah akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Katupek gulai tunjang jadi makanan favorit warga Pariaman saat berbuka
"Mudah sekali dicoba yang pertama disiapkan adalah pisang janten matang yang dihaluskan sebanyak 1 kilogram, lalu kelapa muda parut, 100 gram tepung terigu, 250 gram gula merah diiris halus, satu sendok teh garam, daun pisang, daun pandan, dan lidi," ujarnya.
Ia menjelaskan, seluruh bahan seperti pisang janten halus, kelapa muda parut, tepung terigu, gula merah parut, garam dicampurkan dan diaduk secara merata, lalu masukkan dalam daun pisang yang telah dibentuk limas bersama daun pandan dan sematkan tusuk gigi.
"Saat bahan sudah dimasukkan dalam daun pisang yang berbentuk limas, lalu dikukus selama tiga puluh menit, dan kue ragesing pisang janten siap untuk disantap bersama wedang jahe atau teh hangat saat berbuka puasa," ucapnya.
Menurut Janus, dirinya merekomendasikan kue ragesing pisang janten sebagai camilan sehat, sebab seluruh bahan mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah dan segar di pasar tradisional, terlebih proses pembuatan sangat mudah, singkat dan sehat.
"Bahan murah, mudah didapat, terlebih cara memasaknya direbus dan bahan-bahannya segar jadi baik untuk kesehatan terutama saat ini kita tengah berpuasa dan menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi COVID-19, sebab di dalam pisang ada kandungan zat potasium yang baik bagi jantung dan sebagai pembangun protein pembentuk otot," ucapnya lagi.
Baca juga: Menghitung makan berbuka dapat hindari makanan mubazir
Baca juga: Baznas salurkan makanan berbuka untuk dhuafa
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020