Jakarta (ANTARA) - Apple berencana untuk mulai membuka kembali lebih banyak toko pada bulan Mei, setelah menutup toko yang berlokasi di luar China karena pandemi COVID-19.
CEO Apple, Tim Cook, dikutip dari The Verge, Minggu, mengatakan Apple Store di Australia dan Austria dapat dibuka kembali dalam dua pekan ke depan.
Beberapa toko juga akan dibuka kembali di AS pada paruh pertama Mei. Namun, Cook menambahkan, jumlahnya "tidak banyak."
Keputusan untuk membuka kembali toko akan dibuat berdasarkan lokasi, "tergantung pada keadaan di tempat itu," ujar Cook. Sebagai informasi, Apple memiliki 458 toko di luar China.
Apple menutup semua toko di luar China pada bulan Maret, dan sejak saat itu mengatakan bahwa toko akan tetap tutup "sampai pemberitahuan lebih lanjut."
Baca juga: Apple tambah situs tes COVID-19 ke Maps di AS
Baca juga: Apple tunda produksi iPhone 2020
Apple membuka kembali satu-satunya toko di Korea Selatan pada pertengahan April, namun sebelumnya tidak pernah mengumumkan rencana pembukaan kembali secara spesifik di luar itu.
Awal pekan ini, kepala ritel Apple Deirdre O'Brien mengatakan Apple berharap dapat membuka kembali "lebih banyak" toko pada bulan Mei. Apple awalnya menutup semua toko ritel di China pada bulan Februari, namun telah membuka kembali toko-toko di lokasi tersebut pada pertengahan Maret.
Penutupan toko telah menimbulkan masalah bagi Apple dan pelanggannya. Selain penurunan penjualan, penutupan toko juga mengganggu layanan utama untuk pelanggan Apple, yaitu perbaikan perangkat, yang biasanya dapat dilakukan di toko.
Untuk saat ini, beberapa pelanggan yang perangkatnya sedang di perbaiki terpaksa merelakan perangkatnya terjebak di dalam toko karena penutupan.
Penutupan toko juga menjadi pukulan bagi bisnis layanan perlindungan dan garansi perangkat Apple Care. Cook juga mengatakan lebih banyak pelanggan yang mulai berbelanja secara online, meskipun dia tidak yakin bahwa peralihan ke belanja online akan bertahan lama.
"Apakah itu perubahan permanen, saya ragu untuk hal itu," kata Cook. "Saya pikir orang-orang suka keluar dan bepergian, tapi mereka tahu bahwa sekarang bukan saatnya untuk melakukan itu," dia menambahkan.
Apple juga berharap penutupan kantor pusat di Cupertino dapat dilakukan setidaknya hingga awal Juni. Ketika dibuka kembali, Apple berencana untuk melakukan pemeriksaan suhu, menerapkan pembatasan sosial dan menetapkan untuk menggunakan masker, serta memfasilitasi tes bagi karyawan yang berpotensi terinfeksi virus corona.
Baca juga: Tim Cook yakin iPhone SE bisa memikat pengguna Android
Baca juga: Apple, Google akan rilis versi awal alat pelacak corona
Baca juga: iPhone didiskon di China demi dorong penjualan
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020