Jakarta (ANTARA News) - GPS (Gerakan Pro Susilo Bambang Yudhoyono) dalam waktu tiga hari berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia) yaitu replika patung SBY setinggi 9,9 meter dan lukisan foto "SBY Sang Idola" berukuran 12 X 18 meter, kata Ketua Umum GPS Suratto Siswodihardjo.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis sore, Suratto pemecahan rekor MURI tercatat dan didaftarkan di lembaga MURI yang dipimpin Jaya Suprana.

Pembuatan patung SBY dan luksan foto SBY dimaksudkan sebagai dukungan GPS guna memenangkan pasangan SBY-Boediono pada pemilihan presiden (pilpres) 8 Juli 2009.

Menurut Suratto, pembuatan patung SBY diadakan di Denpasar, Bali (1/7) yang diarak keliling di Bali dengan dihadiri ribuan pengunjung, sedang lukisan foto "SBY Sang Idola" yang sedang mengenang jaket akan dilukis di atas kanvas oleh 5 pelukis di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan,Jakarta,Jumat (3/7).

Lukisan foto SBY itu akan dipasang di sekitar stadion utama GBK Senayan Jakarta, Sabtu (4/7) untuk memeriahkan kampanye terbuka pasangan SBY-Boediono yang dihadiri ratusan ribu orang pendukung dan simpatisannya di GBK tersebut.

Suratto menambahkan acara kampanye terbuka SBY-Boediono, di GBK Jakarta, Sabtu (4/7) dimulai pukul 14.00 WIB, sebelumnya diadakan "Kataman Pembacaan Alquran" oleh 40 ulama se Jabotabek dan diikuti istighasah oleh ratusan umat Islam.

Sabtu (4/7) pukul 13.00 WIB ribuan anggota GPS dan para tokoh dan pengikut dari enam agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu) akan melakukan doa bersama di gedung Basket Senayan, selanjutnya pukul 14.00 WIB ke GBK Senayan mengikuti kampanye terbuka dengan pasangan SBY-Boediono.

Doa bersama jajaran GPS juga serentak akan diikuti pengurus GPS dan tokoh enam agama di 496 titik yaitu ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota se Indonesia.

"Doa bersama pengurus GPS se Indonesia itu antara berisikan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bangsa Indonesia diberikan keselamatan dan mendapatkan pemimpin yang adil, amanah, bersih, cerdas, rasionalitas dan santun," demikian Suratto.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009