Yogyakarta (ANTARA News) - "Thermal scanner" (alat pemindai suhu tubuh) tidak terlalu efektif mendeteksi orang tertular virus flu babi (H1N1), kata Ketua Tim Satgas Penanggulangan Flu Burung dan Flu Babi DIY, dr Sumardi.
"Apalagi untuk mendeteksi orang yang baru saja tertular virus flu babi, karena pada hari pertama tidak akan ada tanda-tanda suhu tubuh/badan meningkat tajam di atas 38 derajat Celcius," katanya di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, thermal scanner baru efektif jika suhu tubuh/badan sudah di atas 38 derajat Celcius.
"Orang yang terinfeksi virus flu babi biasanya baru diketahui setelah dua atau tiga hari setelah memeriksakan diri ke rumah sakit," katanya.
Ia mengatakan, penularan virus flu babi ini jauh lebih cepat dibandingkan flu burung karena penularannya sudah antamanusia, bukan lagi dari hewan ke manusia.
"Gejala orang yang terserang virus flu babi hampir sama dengan penderita flu biasa sehingga jika tidak waspada orang tersebut juga dapat menularkan ke orang lain dalam waktu cepat," katanya.
Menurut dia, sebenarnya jika penderita cepat terdeteksi dan mendapat penanganan memadai, penyebaran virus flu babi dapat diantisipasi.
"Persediaan tamiflu saat ini masih mencukupi, asal pasien melapor. Obat tamiflu cukup ampuh untuk menyembuhkan pasien, Tetapi kalau sudah lebih 48 jam, tamiflu akan kurang efektif," katanya.
Ia mengatakan, selain bandara, yang juga perlu diwaspadai adalah pelabuhan laut karena ada kemungkinan awak kapal membawa virus flu babi.
"Pelabuhan laut harus diwaspadai karena cukup banyak penumpang dari Australia, Singapura dan beberapa negara lain yang telah terjangkit virus flu babi, masuk ke Indonesia," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009