"Depo di Tanjung Priok itu merupakan perusahaan patungan dengan Royal Vopak, Belanda. Kita harap Oktober ini depo tersebut mulai beroperasi", papar Presiden Direktur PT AKR Corporindo, Haryanto Adikoesoemo, Rabu.
Menurut dia, Aneka Kimia Raya (AKR) menguasai 51 persen saham dan Royal Vopak 49 persen. Sementara nilai investasi yang digelontorkan hingga pembangunan depo tersebut selesai adalah senilai USD 110 juta.
"110 juta dolar tersebut hanya untuk pembangunan depo tahap pertama. Setelah tahap pertama selesai, selanjutnya kami akan mulai membangun tahap kedua", jelas Haryanto.
Pada tahap pertama, yang akan dibangun adalah satu unit depo BBM dengan kapasitas 250 ribu kilo liter, serta dua dermaga untuk sandar kapal dengan bobot 65 ribu ton dan 8 ribu ton.
Sedangkan pembangunan tahap kedua, AKR dan mitranya akan menambah satu lagi unit penampungan BBM dengan kapasitas sama dengan unit pertama, dengan perkiraan investasi sebesar 40 juta dolar AS.
"Selama ini, pasokan BBM AKR berasal dari Singapura. Pemasok utamanya adalah Chevron, Beyond Petroleum dan PetroChina", imbuh Haryanto.
Sepanjang tahun ini AKR akan mengimpor sekitar 7 juta barel BBM jenis solar dan minyak bakar (Marine Fuel Oil). Sementara hingga akhir Juni, AKR telah mengimpor 2,6 juta barel jenis solar dan MFO.
Pada tahun 2008 lalu, AKR mencatat impor BBM sebesar 5 juta barel.
Guna meningkatkan kapasitasnya, tahun ini AKR juga akan membangun berbagai infrastruktur distribusi BBM di berbagai daerah di Indonesia.
"Infrastruktur lain yang kami persiapkan, misalnya tank terminal, burges (tongkang) untuk pengangkutan, dan storage di area pedalaman yang dekat dengan daerah pertambangan", kata Haryanto.
Aneka Kimia Raya Corporindo adalah perusahaan swasta nasional dengan bisnis utama menjual bahan bakar non subsidi terutama kepada kalangan industri di Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009