Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah dinilai masih kurang dalam mendukung perkembangan industri software (piranti lunak) yang dikembangkan pengembang-pengembang lokal.
"Keberpihakan pemerintah dalam mendorong kemajuan software lokal sudah sangat ditunggu," kata General Manager Sales & Marketing PT Pesona Edukasi, Simon Bone, di Jakarta, Rabu.
Indikasi kurangnya dukungan pemerintah, menurut dia, terlihat seperti kurangnya kesempatan yang diberikan kepada pengembang lokal dalam tender pengembangan software yang diselenggarakan pemerintah.
"Keberpihakan pemerintah masih kurang. Biasanya di negara lain pemerintah itu berperan sebagai partner industri lokal atau menjadi corong untuk berjualan. Sebab, prestasi kita juga bisa menjadi kebanggaan bagi Indonesia," katanya.
PT Pesona Edukasi sendiri adalah perusahaan yang memproduksi software pendidikan dan telah sukses berekspansi ke 23 negara lain di dunia.
Ia sendiri mengakui sulit untuk menyosialisasikan agar seluruh perusahaan menggunakan software buatan lokal. Oleh karena itu ia berpendapat tidak serta merta seluruh perusahaan harus seketika menggunakan software lokal.
Ada juga perusahaan yang belum siap menggunakan perangkat lunak lokal karena alasan teknis dalam hal ini sistem yang digunakan.
PT Pesona Edukasi baru saja tergabung menjadi anggota Business Software Alliance (BSA) bersama dengan dua perusahaan lain, PT Collega Inti Pratama dan PT Mitrais.
Perwakilan BSA Indonesia, Donny A. Sheyoputra, mengatakan, dengan tujuh anggota lokal tersebut, Indonesia menjadi negara terbanyak yang memiliki anggota lokal.
"Meski demikian kita memperlakukan sama semua anggotanya," pungkasnya.
Business Software Alliance (BSA) adalah asosiasi perdagangan nirlaba yang didirikan untuk memajukan sasaran industri piranti lunak dan mitra peranti kerasnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009