Pasien Denmark tersebut diberikan obat itu setelah terpajan (exposure) terhadap flu babi. Meski telah diberikan obat tersebut, perempuan pasien itu tetap terserang penyakit tersebut sekalipun kini telah pulih.
"Tampaknya rangkaian tersebut berkembang pada seorang pasien yang diberikan obat guna mencegah ia terserang penyakit. Itu adalah skenario yang jauh lebih baik dibandingkan dengan jika pasien tersebut belum diberikan Tamiflu dan terserang rangkaian yang kebal obat dan sudah menyebar di seluruh masyarakat," kata Bridges, pembantu direktur urusan sains di lembaga pemantauan dan divisi pencegahan influensa U.S. Centers for Disease.
Tamiflu, jika diberikan secara dini, meredakan gejala flu babi, sehingga memperkecil kemungkinan penyebaran.
Para ilmuwan telah khawatir mengenai gen baru flu babi ditambah jenis flu lain musiman dan dikhawatirkan bermutasi menjadi bentuk yang lebih berbahaya atau lebih mudah menular.
Sampai satu vaksin yang efektif dikembangkan, obat Tamiflu dan Relenza telah dipandang sebagai pertahanan terbaik terhadap virus flu babi.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009