Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pro SBY (GPS) Suratto Siswodihardjo menginginkan Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali menjadi Presiden RI sehingga dapat membenahi sistem presidensial yang saat ini dinilai belum berjalan dengan baik.
"Sistem presidensial sekarang belum berjalan baik, sehingga perlu dibenahi. Yang terjadi adalah kekuasaan presiden dikurangi, dan kekuasaan DPR terlalu besar," katanya yang ditemui di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa.
Menurut dia, DPR yang terlalu kuat telah menyebabkan seorang presiden tidak mampu berbuat banyak seperti untuk menentukan Panglima TNI dan Duta Besar, yang harus dengan persetujuan DPR.
Tetapi, katanya, jika kekuasaan presiden terlalu besar juga dikhawatirkan akan memunculkan kepemimpinan yang diktator.
"Karena itu, ke depan harus diatur demokrasi agar seimbang, jangan presiden terlalu kuat, atau DPR yang terlalu kuat. Kepentingan bangsa harus jadi nomor satu," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, birokrasi yang ada sekarang mesti segera direformasi agar kebijakan pimpinan pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Saat ini, lanjutnya, perbaikan ke arah perubahan yang lebih baik tengah dilakukan Presiden SBY, sehingga perlu diberi kesempatan untuk periode yang kedua.
"Kesempatan SBY memimpin bangsa ini tinggal sekali, setelah itu kesempatan bagi generasi yang lebih muda untuk memimpin pada 2014," katanya.
Tentang waktu pemungutan suara Pilpres 8 Juli 2009 yang tinggal sekitar satu minggu lagi, Suratto mengatakan, relawan GPS di seluruh Tanah Air akan mengerahkan segenap kemampuan untuk memberikan dukungan suara kepada pasangan SBY-Boediono.
"Kita akan bantu sumbang suara, target kita hanya ingin SBY terpilih kembali," katanya sambil menyebut bahwa GPS kini telah memiliki 50 ribuan pengurus yang tersebar di 33 provinsi dan 400-an kabupaten/kota di seluruh Tanah Air.
Pada Selasa malam, GPS menggelar Pagelaran Sendratari dengan cerita "Meniti Kesatuan Nusantara" di Gedung Kesenian Jakarta, yang menceritakan Babad Majapahit khususnya perjuangan Raden Wijaya, dalam mendirikan Kerajaan Majapahit.
Menurut Suratto, cerita tersebut memiliki korelasi dengan situasi saat ini untuk meneladani sepak terjang Raden Wijaya yang ingin menyatukan nusantara, agar jangan terpecah-pecah.
"Kita perlu figur cerdas, santun, bersih dan adil, seperti Raden Wijaya. Untuk saat ini, SBY yang paling memiliki sifat-sifat itu," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009