Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi selama 2009 akan mencapai sekitar 4,3 persen di tengah pertumbuhan ekonomi global yang masih kontraktif atau minus 1,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi pada semester I 2009 diperkirakan mencapai 4,1 persen dan semester II sebesar 4,6 persen sehingga secara keseluruhan sebesar 4,3 persen," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Menkeu menyatakan hal itu ketika menyampaikan Laporan Semester I, Prognosis Semester II, dan RAPBNP 2009 dalam rapat kerja Panitia Anggaran DPR di Jakarta, Selasa.
Menkeu menyebutkan, sumber pertumbuhan ekonomi pada semester II sebesar 4,6 persen akan disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sekitar 5,0 persen dan konsumsi pemerintah yang tumbuh 12,4 persen.
Investasi diperkirakan mengalami pertumbuhan 9,2, ekspor dan impor masih minus 9,7 persen dan 9,2 persen.
Sementara secara sektoral, pertumbuhan ekonomi pada semester II 2009 akan disumbang oleh sektor pertanian (3,6 persen), pertambangan dan penggalian (0,8), industri pengolahan (2,9), listrik gas air bersih (9,7), konstruksi (7,1), perdagangan hotel dan restoran (3,9), pengangkutan dan komunikasi (12,9), keuangan (6,7), dan jasa-jasa (4,3).
Sementara itu mengenai prognosis semester II atas asumsi makro, Menkeu menyebutkan, inflasi diperkirakan mencapai 5,0 persen, SBI 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar Rp10.130 per dolar AS, harga minyak 70 dolar AS per barel, dan lifting minyak 0,963 juta barel per hari.
Sementara untuk perkiraan seluruh tahun, pemerintah memperkirakan inflasi mencapai 5,0 persen, SBI 3 bulan 7,5 persen, nilai tukar Rp10.600 per dolar AS, harga minyak 61 dolar AS per barel, dan lifting minyak 0,960 juta barel per hari.
"Krisis global masih akan berlangsung dan berdampak ke Indonesia namun ekonomi RI masih akan mampu bertahan," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009