Hongkong (ANTARA News/Reuters) - Harga saham di Asia naik pada perdagangan Selasa yang merupakan hari terakhir di kuartal kedua ini, setelah para dealer memasuki lagi pasar menyusul bergeliatnya lagi aktivitas ekonomi, sementara harga obligasi teriris oleh jatuhnya harga minyak yang membuat pasar minyak tetap memperoleh gain terbesar dalam 19 tahun terakhir.

Indeks harga saham di bursa-bursa utama Eropa mengikuti apa yang berlaku di Asia dengan dibuka relatif lebih kuat.

Dolar AS tergelincir karena para dealer menjauhi pasar demi keamanan modal setelah tertekan 7 persen sehingga menguntungkan pergerakan harga komoditas.

Volume perdagangan minyak di Asia melesat 10 kali lebih banyak dibanding level normal, dimana minyak untuk pengiriman Agustus naik di atas 73 persen per barel atau tertinggi baru di tahun ini.

Sejauh ini, pasar ekonomi berkembang menjadi yang paling menguntungkan sepanjang tahun ini, dimana indeks modal MSCI untuk pasar berkembang sepanjang 2009 naik 32 persen, padahal indeks serupa untuk seluruh dunia hanya naik 6 persen.

Di tengah kemungkinan krisis keuangan terburuk bakal segera menjadi cerita lama, pergerakan keluar aliran dana asing yang besar dan instrumen pasar uang beryield rendah yang membidik asset-asset yang lebih berisiko, terutama Asia, telah meningkatkan valuasi asset dan nilai kurs ke puncak tertinggi di seluruh kawasan.

Namun kuartal ketiga akan merupakan masa evaluasi dimana jika harga bahan mentah yang lebih tinggi akan menghilangkan pertanda bakal terciptanya pemulihan ekonomi.

"Seberapa tinggi harga minyak menekan perekonomian global tatkala konsumen berjuang untuk tetap bekerja dan membayar kredit rumahnya yang bernilai negatif, masih menjadi misteri.

Kami yakin ancaman terhadap terhadap tarikan risiko dan asset bersiko itu sungguh sebuah pembalikkan, bukan lanjutan keuntungan," kata Patrick Bennett, pakar strategi mata uang dan suku bunga Asia, Societe Generale.

Sejauh ini di sepanjang tahun ini, pasar saham China dan India menjadi pasar terpanas di kawasan Asia.

Indeks Shanghai tergelincir 0,4 persen sehari setelah mengalami tekanan terbesar sejak Juni 2008 2008, dan meningkat 63 persen di sepanjang tahun ini.

Indeks BSE India juga turun tipis 0,4 persen namun sempat mengail untung 52 persen pada paruh pertama perdagangan.

Sebaliknya, Nikkei Jepang ditutup naik 1,8 persen, didorong oleh kenaikan saham sektor teknologi setelah pemerintah mengumumkan akan menginvestasikan 30 miliar yen (312 juta dolar AS) pada perusahaan pembuat chip komputer Elpida Memory Inc.

Indeks saham bursa Tokyo ini melesak 23 persen dalam tiga bulan terakhir ini, atau tertinggi periode kuartalan sejak 1995.

Valuasi indeks Nikkei melonjak sekitar 1,3 kali, setelah selama kuartal pertama hanya mampu bergerak satu kali. Namun kinerja ini masih dibawah rata-rata dekade lalu yang mencapai 1,9 kali.

Sementara indeks Hang Seng di Hongkong naik 0,2 persen setelah mendapat insentif menjelang perdagangan sesi kedua.

Sementara itu, harga saham perusahaan minyak utama Asia, Sinopec, naik 4,7 persen setelah China tak diduga-duga menaikkan harga bensin dan diesel ke level tertingginya.

Harga minyak naik tajam ke posisi tertingi dalam 8 bulan terakhir, meskipun tak ada berita yang mendorong dealer memokuskan aktivitasnya di akhir kuartal ini.

Para pedagang minyak tengah mengalihkan modalnya ke pasar lain sebagai upaya mengantisipasi rugi.

Minyak patokan Brent memimpin pergerakan harga dengan sempat naik 1,74 dolar AS dari 72,73 dolar AS per barel untuk pengiriman Agustus ke posisi tertinggi delapan bulan terakhir di 73,38 dolar AS per barel, namun kemudian tertahan di posisi 73,06 dolar AS per barel atau naik 1,57 dolar AS dibanding sehari lalu.

"Ini bisa jadi gerak di akhir kuartal, dan para pedagang berusaha mendorong harga naik lebih tinggi untuk kemudian menjualnya sebelum tutup buku," kata Mark Pervan, analis komoditas senior pada ANZ Bank.

Bunga overnight dolar AS yang melemah telah mendorong naiknya harga-harga komoditas, sementara tingkat kurs mata uang AS ini terus jatuh di Asia. Indeks dolar AS dalam ICE Futures jatuh 0,3 persen, terkunci di level itu sejak Maret lalu.

Poundsterling melesat naik setelah harga rumah di Inggris naik lagi bulan Juni ini yang menunjukkan pasar akan memantap lagi. Mata uang Inggris ini menguat 1,1 persen ke level tertinggi dalam delapan bulan di level 1,6740 dolar AS

Sementara dolar Australia menguat 0,7 persen menjadi 0,8120 dolar AS.

Di sisi lain, obligasi pemerintah Jepang memperoleh gain, setelah investor berbong-bondong merealisasikan keuntungan di akhir semester pertama tahun ini. Obligasi bertenor 10 tahun naik 0,22 poin ke level tertinggi selama tiga bulan terakhir.

Yield
pada obligasi bertenor 10 tahun ini sempat jatuh 16 basis poin sejak 11 Juni sehingga menarik kembali lebih dari setengah kenaikan yang terjad antara 24 Maret sampai Juni ini.

Sedangkan obligasi pemerintah AS, U.S. Treasuries, khususnya yang masa tenornya habis, kemungkinan segera dibeli dari Federal Reserve. Yield patokan untuk note 10 tahunan naik 3 basis poin pada Senin menjadi 3,51 persen sekarang. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009