Tegucigalpa, Honduras (ANTARA News/AFP) - Bentrokan berkecamuk Senin antara tentara Honduras dan demonstran yang memprotes penggulingan Presiden Manuel Zelaya, sehingga beberapa orang cedera, kata seorang juru kamera AFP.

"Ada polisi anti-huru-hara, polisi melakukan penindasan ... terdengar suara tembakan. Ada beberapa orang yang cedera," kata juru kamera tersebut.

Tayangan televisi memperlihatkan pengunjuk rasa sedang melemparkan batu ke arah polisi, yang membalas dengan tembakan gas air mata.

Zelaya digulingkan dari jabatan oleh militer Honduras pada Ahad dan segera dikirim ke Kosta Rika, sehingga menyulut kecaman internasional serta seruan agar jabatannya dipulihkan.

Tekanan internasional meningkat terhadap Honduras, Senin, agar memulihkan jabatan Presiden Manuel Zelaya, sementara demonstran membangkang terhadap larangan keluar rumah guna memprotes penggulingannya oleh militer negeri itu.

Presiden AS Barack Obama mengatakan Amerika Serikat percaya Zelaya "tetap menjadi Presiden Honduras", sehari setelah tentara membawa pergi presiden yang berusia 57 tahun tersebut dengan hanya memakai piyama dan mengirim dia ke pengasingan di Kosta Rika.

Obama mengatakan kudeta di negara Amerika Tengah itu "tidak sah" dan menyerukan kerja sama internasional guna menyelesaikan krisis tersebut secara damai.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan "prioritas jangka pendek masyarakat internasional ialah memulihkan tatanan penuh demokratis dan konstitusional di negeri itu".

Hanya beberapa jam setelah Zelaya digulingkan, Kongres Honduras mengambil sumpah ketuanya, Roberto Micheletti, sebagai Presiden sementara sampai Januari 2010.

Dalam salah satu tindakan peramanya, Micheletti memberlakukan larangan keluar rumah selama 48 jam di ibukota negeri tersebut dan berkeras ia telah memangku jabatan melalui proses hukum. Ia juga mulai mengangkat anggota kabinetnya pada Senin.

Namun Zelaya telah mengatakan ia "tetap menjadi pemimpin terpilih" dan sejumlah pemuda, yang memakai penutup kepala guna menutupi muka mereka, memprotes di ibukota Honduras, Tegucigalpa, Senin. Suara tembakan telah terdengar di kota itu Ahad larut malam.

"Presiden Mel adalah satu-satunya," kata Joseph, yang membawa potongan besi, dan menggunakan nama panggilan Zelaya.

"Itu adalah kudeta, Mel Zelaya tak meletakkan jabatan," kata Amilcar Umanzo, yang sependapat dengan Joseph dan memegang panduan hak asasi manusia. "Klas ekonomi dan politik bersatu guna menggulingkan presiden konstitusional," tambahnya.

Penggulingan Zelaya dipicu oleh percekcokan dengan militer dan lembaga hukum mengenai upayanya untuk mengubah undang-undang dasar guna memungkinkan dia mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan umum November.

Zelaya, yang terpilih untuk masa jabatan empat tahun tanpa perpanjangan pada 2005, sebelumnya berencana meminta rakyat Honduras, Ahad, memberi suara dalam referendum mengenai perubahan undang-undang dasar.

Namun referendum itu telah diputuskan tidak sah oleh pengadilan tinggi Honduras dan ditentang oleh militer.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009