Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengemukakan, pemerintah serta masyarakat Indonesia dan Malaysia perlu mewaspadai kemungkinan pihak ketiga melakukan adu domba hingga hubungan kedua negara sering dihadapkan sejumlah masalah.
Hal itu disampaikan Hidayat Nurwahid dalam "Halaqah Ukhuwah Wathaniah Indonesia-Malaysia" di Jakarta, Senin malam.
Kegiatan tersebut dalam rangka peluncuran kembali buku berjudul "Islam Nasionalisme UMNO-PKB" yang ditulis Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie (Gus Choi) . Buku ini merupakan disertasi effendy Choirie di Universitas Malaya (Malaysia).
Halaqah juga dihadiri Menhan Juwono Sudarsono dan Menhan Malaysia Dato` Seri Ahmad Zahid Hamidi, Dubes Malaysia Dato` Zainal Abidin Muhammad Zein, Wakil Ketua MPR AM Fatwa dan BRA Mooryati Soedibyo, Wakil Ketua Komisi I DPR Yusron Ihza Mahendra, mantan anggota Komisi I DPR Ade Daud Nasution dan sejumlah anggota Komisi I DPR.
Selain itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Rektor Universats Islam Negeri (UIN) Prof dr Komaruddin Hidayat.
Nurwahid mengungkapkan, selama ini hubungan Indonesia-Malaysia menghadapi pasang-surut akibat adanya persoalan, seperti TKI dan perbatasan wilayah. Sejak beberapa pekan lalu mencuat masalah Blok Ambalat.
Masalah perbatasan kedua negara di Ambalat sebenarnya telah muncul sejak 2006. Nurwahid mengemukakan, kedua pemerintahan dan parlemen selalu berupaya dengan berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan secar damai.
Yang tidak kalah penting dari upaya penyelesaian atas persoalan yang muncul adalah kesadaran kedua belah pihak, termasuk elemen amsyarakat dan kalangan pers adalah kemungkinan adanya pihak di luar Indoensia dan Malaysia berusaha mengganggu hubungan kedua negara.
"Jangan-jangan kedua negara menari di atas gendang orang lain," kata Nurwahid yang menambahkan, untuk mengantisipasi persoalan yang muncul kembali di masa mendatang dibutuhkan peningkatan ukhuwah wathaniah.
(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Malah provokasi yang ditiupkan dari kasus Manohara pun , kami bangsa Indonesia tidak akan menghalanginya untuk diadili di pengadilan Malaysia untuk mencari siapa yang bersalah. Kasus manohara adalah kasus keluarga tdk terdapat sedikitpun kepentingan bangsa....
Malaysia dan Indonesia dua bangsa di Asia yang taat dalam agama Islam. Mari kita bersatu...