Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak 37 imigran gelap Afghanistan yang ditampung di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Riau, Minggu dinihari melarikan diri dengan cara memanjat tembok kawat berduri setinggi tujuh meter.
Kepala Rudenim Pekanbaru Yanizur di Pekanbaru, Senin, mengatakan kejadian tersebut terjadi pada Minggu (28/6 sekitar pukul 02.30 WIB.
Ia mengakui para imigran memanfaatkan lemahnya pengamanan rudenim yang tidak dilengkapi kamera pengintai dan kelengahan petugas keamanan, sehingga insiden itu baru diketahui sekitar pukul 08.30 WIB.
"Kejadian ini langsung kami laporkan kepada kepolisian dan IOM (International Organization of Migration-Red)," katanya.
Menurut Yanizur, para imigran kabur dengan memanjat tembok bagian belakang ruang tahanan. Pelarian yang semuanya laki-laki itu menggunakan drum sebagai pijakan dan jalinan kain sarung sebagai tali untuk memanjat.
Lokasi rudenim sangat dekat dengan akses Jalan OK Jamil, di belakang kompleks Bandar Serai Raja Ali Haji yang menghubungkan ke jalan protokol Jenderal Sudirman.
"Mereka tampaknya hanya kabur dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Kemungkinan besar ada pelarian yang terluka terkena kawat berduri karena kami menemukan bercak darah di tembok," katanya.
Sebelumnya, para pendatang ilegal itu juga sempat membobol kunci gembok pintu jeruji besi ruang tahanan menggunakan batu. Selama ini pihak rudenim memang tidak mengunci ruang kamar tidur para imigran selain pintu gerbang utama ruang tahanan.
"Kami terus berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk mencari para pelarian. Kami menduga kuat mereka masih berada di sekitar Pekanbaru, sehingga kami meminta pihak berwenang memperketat akses pintu keluar dari Pekanbaru," ujarnya.
Yanizur mengaku menyayangkan insiden tersebut dan ia menduga para imigran kabur karena merasa tidak sabar dan kecewa terhadap nasib mereka yang tak kunjung mendapat status pengunsi dari UNHCR. Selain itu, ia juga tidak menampik ada sejumlah orang yang memprovokasi mereka sehingga nekat kabur.
"Sebenarnya para imigran yang kabur ini akan segera dipulangkan ke Afghanistan dan dokumennya baru saja kami terima," ujarnya.
Ia menjelaskan, selama ini penghuni Rudenim Pekanbaru memang penuh sesak dengan imigran gelap Afghanistan. Jumlah imigran sebelumnya mencapai 101 orang, termasuk seorang imigran Malaysia, sedangkan daya tampung tempat itu hanya sekitar 60 orang.
Kepala Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Pekanbaru, Kombes Pol Berty Sinaga mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan lisan dari pihak Rudenim Pekanbaru terkait insiden kaburnya imigran gelap tersebut. Menurut dia, proses pencarian para pelarian kini ditangani Kepolisian Sektor Bukit Raya.
Nama para imigran yang melarikan diri antara lain: Sajjad Husein, Sultani, Ahmad Shaa, Abdul Qoyum, Abdul Karim, Hamidullah, Kosim bin Haman Ali, Ahmed Reza, Muhammad Ali, Shah Wiali, Ali Mada Najavi, Rasul, Muhammad Ali, Abdul Karimbin, Sayukai Ali, Muhammad Hanif, Sameer Shah dan Syed Mustafa. Selain itu, terpadat juga Syed Asghar, Syed Amir Shah, Ibrohim, M Anwar, Mahram Ali, Halil, Ali Khah, As`adullah bin Ibrahim, Khair Muhammad bin Yaqob, Khan Ali, Bashir bin Khan Muhammad, Laiqat Ghulam Hussein, Abdul Ali Khan Ali, Said Eyaz Hasan Said Raza, Jamin Ali, Amin bin Muhammad Juma, Qambar Ali bin Yusuf Ali, Abdullah bin Muhammad Isa, dan Syukur Allah.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009