Trieste, Italia (ANTARA News/Kyodo-OANA) - Para menteri luar negeri dari negara-negara Kelompok Delapan (G-8) bersama Menlu Afghanistan dan Pakistan berikrar untuk bekerjasama dalam menangani pemberontakan, korupsi dan tantangan regional lain.

Mereka juga menyatakan, bahwa stabilitas dan pembangunan di kawasan hendaknya dikaitkan.

"Kegiatan pemberontakan dan teroris, narkotik, penyelundupan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan keterbatasan kesempatan ekonomi perlu ditangani bersama jika mereka muncul," kata mereka.

Ini ditegaskan dalam pernyataan pertemuan tiga hari di Italia utara, yang berakhir Sabtu.

"Kami, para menlu Afghanistan, Pakistan dan G-8 menyatakan komitmen kami untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan-tantangan yang menimpa Afghanistan dan kawasan," kata mereka.

Stabilitas Afghanistan dan Pakistan menjadi tema pokok yang ditekankan Italia sebagai tuan rumah pertemuan para menlu G-8 tahun ini, yang diselenggarakan di kota utara Trieste.

Dalam pernyataan itu, para menlu G-8 menyatakan dukungan terhadap serangan Pakistan melawan Taliban di wilayah barat negara itu. Mereka mengatakan, G-8 mendukung keputusan penting negara itu dalam menghadapi kelompok garis keras.

Sementara itu untuk upaya-upaya Afghanistan meningkatkan pemerintahannya, para menteri menyesalkan menyebar luasnya korupsi yang masih berlanjut dan mempersulit pelaksanaan layanan dasar, seperti kesehatan dan air bersih.

Pada Jumat, para menlu dari G-8 yang terdiri Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan AS bertemu dengan Menlu Afghanistan, Rangin Dadfar Spanta serta timpalan Pakistan mereka, Shah Mahmood Qureshi.

Perundingan mengenai Afghanistan yang diselenggarakan Jumat dan Sabtu, melibatkan Afghanistan dan Pakistan, negara-negara tetangga mereka, negara-negara G-8 dan negara-negara donor serta badan-badan internasional.

Selama pembicaraan, para menlu dan perwakilan yang lain membahas pengawasan perbatasan di sekitar Afghanistan, penyelundupan narkotika di kawasan serta para pengungsi di Pakistan, selain masalah infrastruktur, pertanian, dan keamanan pangan di negara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009