Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Joko Susilo menilai, secara umum kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum memuaskan, seperti yang diharapkan masyarakat.
"Kinerja polisi masih jauh dari harapan masyarakat, yang seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat," katanya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, contoh paling jelas untuk membuktikan kinerja polisi itu bisa dilihat di Jakarta, ketika kemacetan merajalela, masyarakat kesulitan meminta bantuan polisi.
Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mengungkapkan, tingkat pungutan liar (pungli) dari oknum polisi hingga saat ini juga masih tinggi.
Akibatnya, kata Joko, masyarakat masih enggan berurusan dengan polisi ketika mendapat masalah. Hal itu menunjukkan bahwa sangat nyata layanan publik dari polisi masih belum baik.
Menurut dia, bukti lain polisi belum profesional bisa dilihat dari perbedaan layanan yang diterima masyarakat. Kalau yang memiliki kekuasaan, mendapatkan layanan baik, sementara warga biasa sulit mendapat layanan yang baik dari polisi.
"Mestinya, pada Hari Bhayangkara yang jatuh pada 1 Juli 2009, jajaran kepolisian melakukan perenungan, untuk perbaikan internal, dengan meningkatkan kinerja sehingga kehadirannya benar-benar dirasakan masyarakat," katanya.
Ditanya apakah kinerja itu berhubungan dengan gaji yang rendah, Joko mengatakan, gaji polisi saat ini jauh lebih baik karena uang lauk pauknya sudah dinaikkan.
"Anggaran polisi juga sudah mengalami kenaikan 300 persen dibanding 3-4 tahun lalu. Tapi layanan publik hanya mengalami peningkatan antara 10-20 persen. Jadi tidak ada kolerasi
positif antara peningkatan anggaran dengan membaiknya kinerja kepolisian," kata Joko.
Ia mengatakan, hal itu disebabkan lemahnya pengawasan internal.
"Mungkin polisi belum merasa menjadi pengayom dan abdi masyarakat, namun masih merasa sebagai penguasa," katanya.
Karena polisi sebagai mitra, kata Joko, Komisi I berusaha secara objektif melihat kinerja kepolisian. Bagi yang berprestasi, juga layak diberikan apresiasi.
Ke depan, ia mengharapkan agar jajaran kepolisian bisa mengubah mentalnya dari penguasa menjadi abdi masyarakat.
"Masyarakat sangat berharap polisi bisa menjadi pelindung dan pengayaom, dengan menciptakan rasa aman dan ketentraman, menindak dan memberantas kejahatan," kata Joko. (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009