Pertemuan kedua tokoh selama sekitar satu jam itu berlangsung tertutup. Namun, dalam pertemuan tersebut mereka tidak membicarakan masalah politik, baik di Indonesia maupun Malaysia termasuk blok
Ambalat.
"Kami tidak membicarakan masalah Ambalat. Pertemuan kami hanya sekadar silaturahmi antara dua saudara yang sudah kenal cukup lama," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X usai pertemuan tersebut.
Ia mengatakan, masalah Ambalat bukan porsi kepala daerah untuk membicarakannya, tetapi menjadi kewenangan pemerintah pusat. "Bicara soal Ambalat itu bukan porsi saya, tetapi porsi pemerintah pusat,"kata Sultan.
Menurut dia, sebelum menjadi Menhan, Datuk Sri Dr Zahid bin Hamidi pernah menjabat Menteri Pariwisata dan dulu sering berhubungan menyangkut pengembangan pariwisata di Malaysia dan Indonesia,
khususnya Yogyakarta.
Dampak dari hubungan itu, menurut dia, maskapai penerbangan Malaysian Airlines telah membuka rute Yogyakarta-Kualalumpur secara langsung, sehingga wisatawan dari negeri jiran banyak yang berkunjung ke
Yogyakarta.
Ia mengatakan, Datuk Sri Dr Zahid bin Hamidi juga berkunjung ke Yogyakarta pascagempa untuk memberikan bantuan, bahkan dia bersepeda keliling Bantul untuk meninjau lokasi gempa dan menemui korban bencana alam tersebut.
"Setelah dia menjabat Menhan hubungan kami tetap berlanjut, saya berharap dia sukses menjadi Menhan dan tidak ada masalah antara Indonesia dan Malaysia. Saya berterima kasih kepadanya atas segala bantuan yang diberikan," katanya.
Sementara itu, Datuk Sri Dr Zahid bin Hamidi mengatakan, pertemuan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak membicarakan masalah Ambalat dan Manohara.
"Untuk mengeluarkan pernyataan mengenai Ambalat itu kewenangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia, bukan Menhan," katanya.
Namun demikian, menurut dia, masalah Ambalat nanti akan dibicarakan secara resmi dengan Menhan Republik Indonesia (RI) di Jakarta.
"Saya nanti akan bertemu Menhan Indonesia di Jakarta untuk membicarakan masalah Ambalat," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009