Denpasar, (ANTARANews) - Calon Wakil Presiden Boediono tidak mempermasalahkan pernyataan calon presiden Jusuf Kalla yang mengatakan pernah marah kepada Boediono karena penolakan pemberian jaminan proyek listrik 10 ribu MegaWatt (MW).
Saat berkampanye di taman budaya, Denpasar, Minggu, Boediono mengatakan Jusuf Kalla adalah orang baik dan tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak baik di hadapannya.
"Pak Jusuf Kalla itu orang baik. Saya kira tidak pernah di hadapan saya beliau itu mengatakan suatu yang tidak baik," ujarnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menganggap perbedaan pendapat soal penjaminan proyek listrik 10 ribu MW adalah hal lumrah yang terjadi di dalam kabinet.
"Saya dengar masalah gebrak meja itu bukan masalah. Masalahnya adalah bahwa kita harus mengamankan uang rakyat. Uang rakyat harus diamankan jangan sampai tidak akuntabel. Bagi saya, menjaga uang rakyat itu sangat penting," tuturnya.
Boediono menjelaskan penolakannya untuk memberikan jaminan pemerintah dalam proyek listrik 10 ribu MW hanya berdasarkan alasan kecermatan, meski akhirnya jaminan itu pun diberikan oleh pemerintah.
"Akhirnya kan sudah diselesaikan. Soalnya memang harus ada waktu untuk dikaji, karena memang ini menyangkut uang rakyat. Dikaji, supaya cermat," ujarnya.
Sementara itu, dalam kampanye di Denpasar, Boediono juga mengatakan ia tidak mempermasalahkan pelarangan dirinya memasuki ruangan VIP Bandara Ngurah Rai, setibanya di Bali pada Sabtu 27 Juni 2009.
"Saya malah tidak menyadari itu, dan bukan masalah bagi saya. Yang penting, saya bisa datang ke Bali dan bertemu masyarakat, sudah bagus," ujarnya.
Selama di Bali, Boediono mengatakan ia mendapatkan kesan ekonomi masyarakat berjalan baik dan ingin memberi jaminan keamanan kepada masyarakat Bali apabila ia dan pasangannya, Susilo Bambang Yudhoyono, terpilih memimpin Indonesia pada Pemilu Presiden 8 Juli 2009.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009