New York, (ANTARA News) - Saham-saham AS turun tajam pada Rabu waktu setempat, di tengah data penjualan ritel yang suram dan kekhawatiran baru terhadap kesehatan dari bank-bank dan perusahaan lainnya yang akan melaporkan hasil kuartalannya, kata para dealer.

Seperti dilaporkan AFP, Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 248,42 poin atau 2,94 persen menjadi berakhir pada 8.200,14, lebih baikt dari posisi terendah harian, memperpanjang penurunanan untuk kali keenam sesi berturut-turut.

Indeks komposit Nasdaq jatuh 56,82 poin atau 3,67 persen menjadi 1.489,64 dan indeks Standard & Poor's 500 turun 29,17 poin atau 3,35 persen menjadi 842,62.

Kekhawatiran pasar bergerak dari data penjualan ritel yang mengecewakan, menggaribawahi menurunnya kepercayaan konsumen, hingga peringatan laba sektor perbankan, termasuk Deutsche Bank, HSBC dan Citigroup.

Tekanan jual "dipimpin oleh penurunan mantap di finansial, diperburuk oleh lebih besarnya dari perkiraan penurunan penjualan ritel," kata para analis di Charles Schwab & Co.

Penjualan ritel AS turun untuk kali keenam bulan berturut-turut pada Desember, jatuh 2,7 persen dari November, lebih dari dua kali lipat perkiraan pasar, data pemerintah menunjukkan Rabu.

Konsensus para analis memproyeksikan untuk penurunan 1,2 persen dalam penjualan ritel dan penjualan jasa makanan.

Ini kali keenam bulan berturut-turut penjualan ritel turun di tengah kredit ketat, pengangguran meningkat dan berkembangnya kekhawatiran ekonomi menyusul resesi berkepanjangan di ekonomi terbesar dunia.

Saham-saham finansial memicu aksi jual, dengan Citigroup dan Morgan Stanley, termasuk unit bank-bank Eropa yang tercatat di AS, terseret turun oleh kekhawatiran potensi pendapatan mereka, karena ekonomi terbesar dunia dilanda resesi berkepanjangan.

Konfirmasi bahwa Citigroup telah menyepakati untuk menjual kepemilikan saham pengendali di Smith Barney kepada Morgan Stanley juga sedikit mengilhami kepercayaan pasar tentang kesehatan sektor finansial, kata para pakar.

Itu memperlihatkan "lebih sebuah penjualan terpaksa" dalam upaya meningkatkan posisi modal bank, kata Patrick O'Hare dari Briefing.com.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009