Ambon (ANTARA News) - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Megawati Soekarnoputri - Prabowo Subianto (Mega-pro) berjanji akan memilih putra terbaik asal provinsi Maluku untuk menjadi salah satu menteri di kabinetnya, jika terpilih pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.

"Ibu Mega dan Prabowo telah bersepakat dan berjanji memilih salah satu putra terbaik Maluku menjadi Menteri jika mereka terpilih menjadi Presiden dan Wapres periode 2009-2013 mendatang," ujar salah seorang anggota Tim pengarah Mega-Pro, Alex Litaay, di Ambon, Sabtu.

Litaay yang sudah berada di Ambon sejak pekan lalu, dalam rangka bersama tim kampanye Mega-Pro wilayah Maluku berkampanye mewakili kedua pasangan capres/cawapres itu.

"Sebelum saya ke Ambon Ibu Mega dan Prabowo menjanjikan hal itu ke saya. Keduanya tidak bisa datang ke Maluku untuk kampanye dan itu janji mereka. Hal ini pun sudah saya sampaikan kepada masyarakat dalam berbagai kesempatan kampanye sepekan terakhir," ujar dia.

Menurut Litaay, jika orang Maluku masuk dalam jajaran menteri kabinet pemerintahan Indonesia yang akan datang, maka hal itu merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi orang Maluku.

Ia mengatakan, dari ketiga kandidat capres/cawapres, Mega-Prabowo yang dinilai paling banyak melakukan kontrak politik dengan rakyat.

Pasangan Mega-Pro berniat mengembalikan pemerintahan kepada rakyat dan membawa perubahan bagi bangsa dan negara, katanya.

Banyaknya kontrak politik yang dibuat itu, menurut Litaay yang juga salah satu Ketua DPP PDI Perjuangan itu, juga belakangan memunculkan kekhawatiran di masyarakat bahwa pasangan bernomor urut 1 itu akan melupakan janjinya jika terpilih.

Untuk masalah ini, menurut Litaay, rakyat tidak perlu khawatir karena dia bersama seluruh anggota PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta delapan partai politik (parpol) pendukung lainnya yang terpilih menjadi anggota DPR periode lima tahun mendatang, akan mengingatkan ibu Mega dan Prabowo terhadap janji-janji politiknya kepada rakyat. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009