Depok (ANTARA News) - Ratusan kiai pimpinan pondok pesantren se-Jabotabek menggelar istighosah atau doa bersama agar Pemilu Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009 berlangsung damai, jujur, dan adil.

Acara tersebut digelar di Pondok Pesatren Al-Nadlah, Pondokpetir, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Sabtu.

Tampak hadir dalam acara itu Sekjen Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy, anggota Dewan Syura DPP PKB KH Manarul Hidayah yang juga anggota FKB DPR RI, dan Sekjen Gerakan Pemuda Anshor Malik Haramain.

Cawapres Boediono, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh yang dijadwalkan hadir, tidak jadi datang.

Saat menyampaikan pidato, Lukman Edy yang juga Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal mengatakan, peran pondok pesantren dalam pembangunan Indonesia tidak bisa dipandang remeh.

"Pembangunan bangsa Indonesia selama ini tidak lepas dari peran pondok pesantren. Terbukti lulusan pesantren banyak yang terjun ke dunia politik ataupun menjadi pengusaha," katanya.

Karena itu, lanjutnya, wajar jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang kembali maju sebagai capres, sangat menaruh perhatian kepada pesantren.

Pada masa SBY pula, kata Lukman, terjadi peningkatan jumlah guru honor menjadi PNS yang berasal dari madrasah diniyah, tsanawiyah, maupun aliyah.

Pada pidatonya, Lukman juga menyinggung maraknya kampanye hitam yang dilakukan oleh pihak yang ingin menjatuhkan nama Boediono, cawapres pasangan SBY, dengan berbagai cara, termasuk isu SARA.

"Saya yakin para pemilih nanti bisa menilai Boediono dengan baik, meskipun dia diisukan seorang neoliberalis," katanya.

Ia pun berharap kalangan elite tidak membuat situasi politik semakin memanas karena dikhawatirkan membawa dampak negatif di kalangan bawah.

"Pilpres tinggal sebelas hari lagi, jangan suka menjatuhkan lawan politik dengan hal-hal yang dapat merusak hubungan baik. Masih banyak hal yang bisa kita kerjakan untuk bangsa ini," katanya.

Hal senada dikemukakan Malik Haramain. Menurut calon anggota DPR RI terpilih dari PKB itu, rakyat sudah cukup rasional untuk menentukan suatu isu benar atau salah.

"Saya rasa pemilih sudah sangat dewasa dan rasional, jadi percuma saja menerpa dengan isu-isu yang menyesatkan, tidak akan efektif," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009