Tindakan tegas terhadap pelancong domestik dan mancanegara yang datang ke wilayah Ibu Kota ini dan kontrol terhadap masyarakat untuk mencegah risiko infeksi ternyata efektif
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Beijing, China, menurunkan status darurat wabah COVID-19 dari level I ke level II sehingga upaya pencegahan dan penanggulangan akan menyesuaikan.
"Tindakan tegas terhadap pelancong domestik dan mancanegara yang datang ke wilayah Ibu Kota ini dan kontrol terhadap masyarakat untuk mencegah risiko infeksi ternyata efektif," kata Deputi Sekretaris Jenderal Kota Beijing Chen Bei kepada pers, Rabu (29/4).
Wabah di Beijing, lanjut pejabat perempuan itu, secara umum sudah dapat diatasi.
Hingga Selasa (28/4), 15 dari 16 distrik di Beijing tidak ada laporan mengenai warga lokal yang terinfeksi dalam tempo lebih dari 36 hari.
Distrik Chaoyang yang sebelumnya masuk kategori wilayah berisiko tinggi COVID-19 tidak ada kasus baru lagi dalam 14 hari terakhir hingga Kamis. Ini berarti status risiko tinggi Chaoyang akan segera dicabut.
Pada 14 April di Beijing terdapat satu kluster yang melibatkan empat anggota keluarga tertular dari seorang pelajar setempat yang baru pulang dari Miami, Florida, Amerika Serikat.
Chen juga mengumumkan bahwa orang-orang yang bepergian dari Beijing untuk perjalanan bisnis atau pelancong yang datang ke Beijing dari daerah berisiko rendah tidak perlu menjalani karantina selama 14 hari. Kebijakan ini berlaku mulai Kamis.
Masyarakat yang hendak menginap di hotel juga tidak perlu menjalani tes selama memiliki kode hijau yang didapat dengan cara memindai aplikasi kesehatan sebagai indikasi bahwa yang bersangkutan tidak memiliki gejala COVID-19.
Qunar, penyedia jasa layanan wisata berbasis elektronik di China, menyebutkan bahwa pemesanan tiket dari Beijing naik 15 kali lipat setengah jam setelah pengumuman dari Pemkot Beijing itu.
Penurunan status ini akan mengurangi perasaan khawatir masyarakat yang hendak bepergian sehingga dapat mendongkrak tingkat konsumsi, demikian Direktur Populasi dan Ekonomi Buruh di Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial China, Chen Qiulin, dikutip Beijing News.
Sebanyak 23 provinsi dan kota setingkat provinsi di China tidak ditemukan kasus baru dalam 28 hari hingga Selasa (28/4).
Baca juga: Soal COVID-19, Hikmahanto sebut tidak mudah bagi siapapun gugat China
Baca juga: Trump sebut China seharusnya bisa hentikan penyebaran virus corona
Sebanyak 28 provinsi dan kota setingkat provinsi juga telah menurunkan status darurat setelah tidak ada penambahan kasus.
Pemerintah China menetapkan empat status darurat kesehatan dalam menyikapi COVID-19, yang tertinggi level I dan terendah level IV.
Dua daerah tetangga Beijing, yakni Provinsi Hebei dan Kota Tianjin, juga telah menurunkan status dari level I ke level II sejak Kamis pagi.
Dengan demikian hanya Provinsi Hubei yang masih tetap pada level I, demikian China Daily.
Sementara itu, beberapa warga di China bersiap melakukan liburan Hari Buruh mulai Jumat hingga Selasa (5/5).
"Akhirnya besok pagi saya bisa pulang naik pesawat karena liburan Imlek kemarin saya tidak mudik," kata perempuan bermarga Zhang yang bekerja di Beijing saat dihubungi ANTARA, Kamis malam, dengan suara riang sambil mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke kampung halamannya di Provinsi Anhui itu.
Baca juga: China longgarkan pembatasan ekspor sejumlah produk terkait COVID-19
Baca juga: "Bertahan Di Wuhan" jadi potret "gerak cepat" lawan COVID-19
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020