Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat melalui Kedutaan Besar negara itu di Jakarta akan memberikan penghargaan khusus kepada Elly Anita, seorang dari sembilan orang di seluruh dunia yang masuk dalam Laporan Tahunan "Trafficking in Persons" Departemen Luar Negeri Amerika Serikat 2009, karena dinilai menjadi pahlawan dalam mematahkan praktik perdagangan manusia.

Surat elektronik yang diterima ANTARA di Denpasar, Sabtu pagi, menyatakan, upacara pemberian penghargaan itu akan dilakukan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Cameron R Hume, di Aula Kedutaan Besar negara itu di Jakarta, pada Senin mendatang (29/6).

Anita merupakan perempuan Indonesia yang lolos dari praktik perdagangan manusia di Irak, beberapa waktu lalu. Setelah dia lolos dari aktivitas yang melanggar HAM itu, dia bekerja untuk membantu menyelamatkan warga lain Indonesia yang juga menjadi korban perdagangan manusia.

Upacara pemberian penghargaan kepada Anita juga akan dilanjutkan dengan diskusi panel dengan sejumlah pembicara dari Indonesia dan petinggi di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melalui sarana konferensi video.

Elly Anita mendapat penghargaan "Pahlawan yang Berjasa untuk Mengakhiri Perbudakan di Era Modern" atau "Anti-Trafficking Heroine" dari pemerintah Amerika Serikat. Elly sejatinya adalah korban perdagangan manusia dan pernah dijual seharga US$ 4.500 di Irak.

Perempuan yang hanya tamat SD ini mengaku bersyukur mendapat penghargaan dari Amerika Serikat. Elly yang kini aktif di Migrant Care itu tidak akan berhenti memerangi perdagangan manusia.

"Kalau perasaan hanya bersyukur saja, tapi kebanggaan tidak ada. Apa untungnya saya gembira? Teman-teman saya di Irak saja masih ketakutan," kata Elly beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Anita semula berupaya menjadi TKI di Irak melalui jasa satu Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia dan dijanjikan dia akan menjadi seorang sekretaris di satu perusahaan pada 2006 lalu.

Setiba di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai negara transit, dia kemudian dioper begitu saja ke Kurdistan, yang dikatakan sebagai "negara baru", yaitu Italia, oleh agennya di Dubai, yang berkali-kali mencoba melecehkannya secara seksual.

Setelah dioper dengan cara ditipu seperti itu, dia akhirnya tahu bahwa "negara baru" itu bukan di mana-mana melainkan masih wilayah Irak. Dia juga akhirnya tahu bahwa dia dijual seharga 4.500 dolar AS oleh agennya, dengan harapan dia bisa dikaryakan sebagai wanita penghibur.

Setelah melalui berbagai perjuangan dan upaya keras, akhirnya dia bisa menghubungi perwakilan Indonesia terdekat, organisasi kemanusiaan Migrant Care, dan bisa dipulangkan ke Indonesia.

Di organisasi itulah kini dia juga bergiat dengan tekad mengangkat harkat dan martabat perempuan pekerja Indonesia di luar negeri. Selama dia berupaya membebaskan diri dia pun membantu menyelamatkan 16 temannya yang lain.

Sejak 2001, Departemen Luar Negeri AS setiap tahun mengeluarkan Laporan TIP berisi upaya pemerintah menghentikan praktek perdagangan manusia. Meskipun berbagai negara di dunia terus berupaya untuk mengurangi kejahatan ini, praktek perbudakan-modern ini terus menghantui dunia dan telah menghancurkan kehidupan jutaan orang.

Diperkirakan 800.000 laki-laki, perempuan, dan anak-anak telah diperdagangkan di berbagai perbatasan antar negara setiap tahun. Jutaan orang lain diperjual-belikan di dalam batas wilayah Negara.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009