Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Nasional Jakarta, M Alfan Alfian menilai, metode Debat Capres yang telah dua kali diselenggarakan lebih menguntungkan Capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"SBY diuntungkan dengan cara debat monolog dengan moderator. SBY cuma membenarkan bahwa dia sudah menjalankan program-program sesuai pertanyaan moderator," katanya dalam Diskusi Publik bertema "DPT, Potensi Golput, dan Elektabilitas Capres di Jakarta, Jumat.
Capres Jusuf Kalla (JK), menurut dia, tentu tidak bisa membantah apa yang dinyatakan SBY, karena posisinya yang juga sebagai Wapres.
"Meski cukup atraktif, kan lucu kalau JK membantah SBY, karena dia juga masih Wapres," katanya.
Sedangkan Capres Megawati Soekarnoputri yang diharapkan bisa lebih kritis menanggapi pernyataan-pernyataan SBY, kata Alfian, ternyata cuma "kalem-kalem" saja.
Tetapi secara khusus, ia menilai Megawati telah banyak mengalami "kemajuan" dari dua kali tampil dalam Debat Capres.
Karena itu, Alfan Alfian berpendapat, metode Debat Capres masih harus diperbaiki agar menjadi lebih interaktif dan menarik.
Ia mengusulkan adanya sesi tanya jawab antarcapres, yang sebelumnya sempat diagendakan.
Dalam Debat Capres, katanya, masyarakat tidak hanya sekadar orang ingin mengetahui substansi apa yang dilontarkan capres tapi juga kepantasan dan gerak-gerik kandidat.
"Publik juga ingin melihat emosi capres. Tidak hanya penguasaan materi dan penampilan fisik, tapi respons dan emosi dalam menghadapi kritik dan pertanyaan saingannya," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009