Semarang (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto menganggap, sistem ekonomi dan orientasi ekonomi bangsa Indonesia yang ada saat ini keliru.
"Pasalnya, sejak puluhan tahun yang lalu bangsa ini tidak punya strategi. Bahkan, tujuan jangka panjang pembangunan juga tidak jelas," ujar cawapres yang diusung PDI Perjuangan-Gerindra saat berkunjung ke Kantor Suara Merdeka di Jalan Pandanaran, Jumat.
Ia juga mempertanyakan, pencapaian sejak 64 tahun kemerdekaan, kekayaan bangsa Indonesia bocor secara terus menerus. "Saya buktikan dengan angka-angka Rp200 triliun selama dua tahun belakangan ini hilang setiap tahun. Hal ini akibat mazhab ekonomi yang diterapkan tidak sesuai dengan UUD 1945," ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, sejumlah pihak ada yang berupaya mengubah UUD 1945 dengan mengubah amandemen yang dapat menghilangkan jiwa dan nafas UUD 1945, untuk dibawa ke arah ekonomi liberal.
Padahal, lanjut dia, sistem ekonomi liberal ternyata tidak mampu membawa kesejahteraan untuk rakyat banyak. "Kita sedang memperjuangkan perubahan ini. Saya juga berjuang menggugah kesadaran bangsa, rakyat, dan elit bahwa mempertahankan jalur ini untuk lima tahun ke depan, maka situasinya tidak akan perbedaan dengan sebelumnya," ujarnya.
"Kita berlomba dengan waktu, berkejaran dengan jumlah penduduk dan kemiskinan. Untuk menghilangkannya harus ada trobosan dalam pemikiran serta reorientasi supaya kekayaan tidak hilang terus," jelasnya.
Berdasarkan kunjungannya ke Kabupaten Pekalongan, katanya, sebagian para pengusaha ikan asin mulai impor karena dalam negeri sulit didapat. "Sebagai negara kepulauan dengan dua pertiga laut, ternyata masih impor tentu menjadi pertanyaan besar," ujarnya.
Pengusaha di daerah Cirebon juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan bahan baku rotan, karena banyak yang diekspor. "Sebelumnya, tidak ada kebijakan yang mengizinkan bahan baku rotan boleh diekspor, namun kini justru diperbolehkan diimpor dalam bentuk bahan baku," ujarnya.
Hal demikian, kata Prabowo, menunjukan sistem ekonomi liberal harus diganti dan diubah. "Secara rinci, program kami sudah dicetak dan siap diumumkan, sehingga masyarakat bisa melihat arah pikiran kami sebagai pasangan capres dan cawapres pada pemilu presiden," ujarnya.
Prabowo juga mengklaim, sebagai satu-satunya pasangan capres dan cawapres yang berani melakukan tanda tangan kontrak politik, karena isi kontrak politik tersebut merupakan progam mereka. "Kita tidak ragu menandatangani kontrak politik karena itu adalah program sendiri," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009