Jakarta (ANTARA News) - Susilo Bambang Yudhoyono berjanji untuk kembali menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) apabila terpilih lagi sebagai presiden untuk periode 2009-2014.

Pada debat calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di studio salah satu televisi swasta di Jakarta, Kamis malam, Yudhoyono mengakui jika pemerintah memang telah lama tidak tekun menggalakkan program KB untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.

"Memang sudah agak lama kita tidak tekun untuk kembali menggalakkan keluarga berencana. Demografi kita seperti ini. Oleh karena itu lima tahun ke depan saya akan memastikan keluarga berencana dihidupkan kembali," katanya.

Melalui program KB, lanjut dia, penduduk akan mendapatkan daya dukung yang cukup.

Pengendalian pertumbuhan pendudukan disebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan.

Selain dengan menggalakkan kembali program KB, dalam debat capres malam itu Yudhoyono hingga tiga kali menyebut keperluan untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja sebagai salah satu syarat untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran.

Menurut dia, apabila ketrampilan meningkat maka akan lebih mudah mencari pekerjaan sehingga otomatis pendapatan akan meningkat.

Untuk meningkatkan ketrampilan, Yudhoyono menyampaikan sejumlah cara antara lain dengan memperbanyak SMK daripada SMU, balai latihan ketrampilan, dan peningkatan kemampuan wirausaha.

Pada kesempatan itu Yudhoyono juga menyebutkan mengenai perlunya mendorong investasi, infrastruktur dan industri padat karya untuk menciptakan lapangan kerja, termasuk memaksimalkan pemanfaatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong kelompok-kelompok rentan seperti industri kecil dan kaum wanita.

Terkait dengan ketidaksesuai antara pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri yang mengakibatkan menumpuknya pengangguran terdidik, Yudhoyono menggarisbawahi perlunya sinergi antara dunia pendidikan dan kalangan industri yang difasilitasi oleh pemerintah.

"Sinergi yang betul-betul tepat, di lapangan yang paling tahu kebutuhan, ....oleh karena itu sinergi harus turun....dengan cara itu akan lebih klop apa yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi," katanya saat menjawab pertanyaan mengenai jumlah pengangguran terdidik yang mencapai 53 persen.

Berbeda dengan debat capres putaran pertama yang bertema "Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih dan Penegakan Supremasi Hukum", debat capres putaran kedua ini bertema "Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran".

Pada debat capres putaran kedua yang dilaksanakan di studio salah satu televisi swasta, KPU mengubah aturan debat.

Penyampaian visi dan misi dari setiap calon diperpendek menjadi tujuh menit dari sebelumnya selama 10 menit.

Selain itu, pada debat capres yang dimoderatori oleh pengamat ekonomi Aviliani dilakukan pendalaman pertanyaan kepada setiap calon.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009